Percaya Isu Kiamat, Warga Sibuk Mengungsi, Bawa Kambing, Sayur dan Gabah ke Pesantren

Percaya Isu Kiamat, Warga Sibuk Mengungsi, Bawa Kambing, Sayur dan Gabah ke Pesantren
Ilustrasi

RIAUSKY.COM - Kepala Desa Sukosari, Kasembon Siswanto membenarkan banyaknya warga Ponorogo mengungsi ke wilayah Kasembon karena termakan isu kiamat sudah dekat.

Saat ini, warga yang jumlahnya mencapai 52 kepala keluarga (KK) itu tinggal di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahil Mubtadiin (MFM) di Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kasembon Siswanto berharap agar masalah ini segera ditangani oleh aparat kepolisian. Sebab, pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak.

“Kami tahu adanya masalah ini, seharusnya itu dikoordinasikan ke kepolisian. Kalau kita bilang begini begitu dikira kita nggak mau koordinasi,” ujar Kasembon Siswanto saat dihubungi awak media, Rabu (13/3).

Ia juga membenarkan jika banyak dari warga Ponorogo yang datang ke Pondok Pesantren MFM dengan membawa banyak bekal. Mulai dari kambing, sayur, gabah, dan masih banyak lainnya.

Para pengungsi kiamat Ponorogo ini tinggal di Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang. Pesantren ini pimpinan oleh Gus Muhammad Romli.

Kasembo mengaku heran dengan keputusan para pengungsi kiamat Ponorogo yang membawa binatang ternak hingga gabah ke pesantren.

“Banyak yang datang membawa gabah, kambing, sayur dan lainnya. Ketika kita tanya dijawabnya untuk amal, ya kita tidak bisa apa-apa lagi,” ungkapnya sebagaimana diberitakan Pojoksatu.id.

Pimpinan Ponpes MFM, M. Romli tak menampiknya banyaknya warga Ponorogo yang datang ke pesantren miliknya di wilayah Kasembon tersebut.

Kendati demikian, Romli mengaku tidak tahu terkait terkait penjualan aset berharga milik warga Ponorogo untuk diserahkan kepada Ponpes MFM.

Namun di ponpes MFM memang ada kegiatan triwulan dalam rangka menyongsong Ramadan dan itu sudah berjalan selama 3 tahun terakhir.

Dalam keyakinannya tentang datangnya hari kiamat, apabila pada saat Ramadan itu terjadi meteor, mereka yang telah bergabung diwajibkan membawa bekal sendiri-sendiri minimal untuk persiapan satu tahun.

“Mereka dianjurkan membawa bekal untuk minimal satu tahun. Itu semua ada dalam hadits. Jika tahun pertama dan kedua mereka membawa mie, namun di tahun ini jamaah yang ingin bergabung membludak,” imbuh pria yang akrab disapa Gus Romli itu. (R01)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index