PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Salah seorang Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Rengat, Sulaiman mengalami kecelakaan di Rengat. Ia pun dari Kecamatan Rengat dirujuk ke Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.
Pihak keluarga pasien sulaiman yang ketika itu panik ingin pasien dirawat di RS Syafira dengan jalur Asuransi Kesehatan (Askes) yang dimiliki pasien karena seorang PNS.
"Namun pihak rumah sakit mengatakan saat itu pasien Askes penuh. Karena tak mau berlama-lama kami ambil jalur umum, karena urgensi," ujar Alsaner salah seorang kerabat pasien.
Setelah lima hari dirawat di RS Syafira, pihak keluarga pasien yang merasa terlalu berat dengan tagihan rumah sakit ingin memindahkan korban kembali kepada jalur askes.
"Kita ingin pihak rumah sakit memindahkan ke jalur askes, karena tagihan mencapai Rp 70 juta. Kami tak sanggup lagi, askes itu kan hak kami juga tiap bulan dibayar tagihannya. Tapi pihak rumah sakit menolak," papar Arnelis.
Menurutnya, bagian informasi rumah sakit Syafira mengatakan kepadanya bahwa pasien dari jalur umum tak bisa dipindahkan ke askes. "Sekarang kami tak punya biaya lagi, yang tagihan sekarang akan kami bayar. Tapi selanjutnya kami ingin dipindahkan ke Askes," ungkapnya kepada www.riausky.com, pada Kamis (7/1).
Saat riausky.com meminta konfirmasi dari bagian informasi. Salah seorang pegawai Rumah Sakit Syafira tersebut membantah karena askes bisa digunakan di rumah sakit tersebut.
Tidak puas, riausky.com coba konfirmasi ke Kepala Bidang Humas RS Syafira, Febrizal Bosma. Menurutnya pasien yang dirawat berdasarkan kecelakaan tidak bisa dengan jalur Askes.
"Itu biasanya tanggung jawab Jasa Raharja untuk kecelakaan. Kalau pihak BPJS maupun Askes tidak akan bertanggungjawab untuk masalah kecelakaan," Ungkap Febrizal Bosa.
Ditambahakannya itu sudah aturan yang berlaku di rumah sakit manapun. Ia pun dengan nada mengancam memberikan "psy war" kepada riausky.com. "Diluruskan ya beritanya. Hubungan kami selama ini bagus dengan media. Sori, baterai hp saya habis," ujarnya. (R05)
Listrik Indonesia
