Bela AHY, SBY: Kalau Saya Diundang Presiden Jokowi, Saya Pasti Datang

Bela AHY, SBY: Kalau Saya Diundang Presiden Jokowi, Saya Pasti Datang
Pidato Kerua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

RIAUSKY.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan, dirinya bakal memenuhi undangan pertemuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Demikian disampaikan SBY melalui video pidato yang diputar dalam acara buka bersama kader Demokrat di Mega Kuningan, Senin (27/5/2019) malam.

SBY menceritakan pengalamannya ikut dalam kontestasi pilpres. Meski berseberangan pandangan politik, hingga saat ini masih bersahabat dengan mantan rivalnya di pilpres, termasuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Setelah selesai, ya selesai, tak berarti kita harus putus hubungan selamanya,”

“Dalam pilpres 2004, saya berkompetisi dengan Ibu Megawati, Pak Hamzah Haz, Pak Wiranto, dan Pak Amien Rais,”

“Pilpres 2009, saya berkompetisi dengan Ibu Megawati-Pak Prabowo dan dengan Pak Jusuf Kalla-Pak Wiranto, sekarang saya tetap bersahabat dengan beliau semua,” aku SBY.

Malah, dia masih sering bertemu dengan tokoh bangsa di forum kenegaraan.

Bahkan, seandainya beberapa waktu belakangan dirinya berada di Jakarta, SBY akan meluangkan waktu bertemu dengan Jokowi jika mendapat undangan.

“Kalau kemarin saya berada di Jakarta dan diundang oleh Presiden Jokowi, saya pasti datang, sama dengan kedatangan Pak Habibie dan Ibu Megawati sebenarnya,”

“Sudah direncanakan pertemuan saya dengan Pak Prabowo di Singapura, juga atas permintaan beliau saya sudah sangat siap untuk menyambut dan bertemu dengan Pak Prabowo,”

“Namun sayang, secara mendadak beliau batalkan pertemuan tersebut,” ungkapnya.

SBY menyatakan, pertemuan tokoh-tokoh bangsa akan sangat baik dampaknya untuk publik. Karena itu ia menyarankan pertemuan digelar jangan sembunyi-sembunyi karena akan menimbulkan fitnah.

“Harapan saya, melalui mimbar ini, adalah akan sangat baik dan mulia jika pada saatnya nanti Bapak Prabowo bisa bertemu dengan Bapak Jokowi secara langsung,”

“Pertemuan dua tokoh nasional yang keduanya memiliki pendukung dan konstituen yang besar. Dalam pertemuan tersebut tidak harus terjadi kesepakatan apapun,” tutupnya.

Sebaliknya, ia juga melontarkan sindirian keras. Meski tak menyebutkan pasti, bisa dipastikan bahwa itu adalah koalisi Prabowo-Sandi.

Presiden keenam RI itu mengajarkan kepada elite-elite tertentu untuk menerima kekalahan dengan lapang dada.

SBY mengaku tahu ada sejumlah pihak tertentu yang mempunyai prinsip tidak akan berkomunikasi dan terus menyulut api permusuhan setelah Pemilu 2019.

Sayangnya, prinsip semacam ini jangan dipaksakan kepada Partai Demokrat.

Sebab, partainya dibangun dengan mengusung politik yang tak memecah persaudaraan yang menjadi pembeda Demokrat dengan ‘pihak tertentu’ itu.

Pria asal Pacitan, Jawa Timur itu mengakui, memang ada pihak tertentu yang bersikap tabu dan melarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 ataupun sebaliknya.

Bahkan, barangkali ada yang bersumpah tak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya bahkan tetap menyimpang dendam, kebencian, dan permusuhan yang membara itu selamanya.

Akan tetapi, pihaknya pun tak bisa memaksakan prinsip dan sikap yang dianut Demokrat kepada pihak tertentu itu.

“Tetapi jangan atur dan paksa Partai Demokrat harus mengikutinya. Kami berprinsip, dalam kompetisi memang ikhtiar dan perjuangan untuk menang harus kita lakukan sekuat tenaga,”

“Namun, setelah selesai, ya selesai. Tak berarti kita harus putus hubungan selamanya,” tegasnya. (R03)

Sumber: Pojoksatu.id

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index