Allahu Akbar... BMKG: Selama Bulan Ramadhan, Tak Sekalipun Gempa Merusak Terjadi di Indonesia

Allahu Akbar... BMKG: Selama Bulan Ramadhan, Tak Sekalipun Gempa Merusak Terjadi di Indonesia
ilustrasi gempa

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Situasi ini sungguh suatu rahasia atas kebesaran Allah. 

Namun, fakta membuktikan, bahwa sepanjang bulan puasa atau Ramadan 5 Mei-5 Juni 2019 lalu, tidak sekalipun gempa dengan kekuatan merusak melanda wilayah di negeri ini. 

Indonesia nihil gempa merusak. Bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutnya sebagai bulan teduh gempa.

Catatan BMKG, selama periode Mei 2019, tercatat terjadi 799 kali gempa dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Membandingkan dengan aktivitas gempa 2018, jumlahnya kini berkurang. 

“Aktivitas gempa bulanan tahun lalu mencapai 993 kali per bulan,” kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, seperti dilaporkan tempo.co Senin, 4 Juni 2016.

Pada periode Mei 2019 jumlah aktivitas gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi 15 kali. Saat 2018 sebanyak 26 kali gempa. Penurunan jumlah gempa signifikan itu hampir separuhnya, dan sebaliknya didominasi aktivitas gempa dengan magnitudo kecil. “Magnitudonya kurang dari 5,0 sebanyak 784 kali gempa,” ujarnya.

Namun begitu pada Senin, 3 Juni 2019, pukul 12.57.09 WIB, wilayah Samudera Hindia pantai barat Sumatera diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitude 5,9.

Episenter atau titik sumber gempa terletak pada koordinat 0,19 LU dan 97,46 BT berkedalaman 10 kilometer. “Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 kilometer arah barat daya Kabupaten Nias Selatan,” kata Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG lewat keterangan tertulis 3 Juni 2019.

BMKG mengklasifikasikan gempa Nias itu tergolong dangkal. Penyebab gempa itu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. “Tepatnya di zona megathrust (gempa besar) yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra,” ujar Rahmat. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).

Berdasarkan laporan masyarakat, gempa dirasakan di Nias Selatan, Gunungsitoli, Teluk Dalam, dan Padang Sidempuan pada skala intensitas III MMI, dan di Nias Utara II MMI. Skala II MMI getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Skala III MMI getaran terasa di dalam rumah seperti ada truk lewat.

BMKG tidak mendapat adanya laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami

Hingga pukul 13.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sekali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan M=5,5 pada pukul 13.04.35 WIB. Gempabumi susulan ini berdasarkan laporan masyarakat juga dirasakan di Nias Selatan II MMI, dan di Gunungsitoli I-II MMI.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index