Tak Maksimal, Pelaku Usaha Hanya Peroleh 460 Dolar Per Ton CPO

Tak Maksimal, Pelaku Usaha Hanya Peroleh 460 Dolar Per Ton CPO
Petani mengangkut buah sawit dari areal perkebunan.

MEDAN (RIAUSKY.COM)-  Peningkatan produktivitas, efisiensi, dan hilirisasi menjadi jalan keluar mengatasi kinerja industri sawit yang menurun setahun belakangan akibat harga yang anjlok. Harga minyak sawit mentah dunia yang diterima pengusaha hanya sekitar 460 dollar AS, hampir sama dengan biaya produksi.

”Pengusaha besar, menengah, dan petani kecil pasti merasakan betapa beratnya kondisi yang kita alami dalam beberapa waktu belakangan ini. Industri sawit bisa bertahan jika mempunyai produktivitas dan efisiensi yang baik,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono dalam Indonesian Palm Oil Stakeholder Forum yang ke-4, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (25/7/2019).

Joko mengatakan, kinerja industri sawit Indonesia dalam setahun belakangan menurun akibat harga minyak sawit mentah (CPO) yang anjlok di pasar dunia. Di bursa Rotterdam, harga CPO sudah 490 dollar AS per ton. Harga yang diterima pelaku usaha di Indonesia pun hanya sekitar 460 dollar AS per ton. Harga itu jauh di bawah harga yang pernah dinikmati pengusaha beberapa tahun lalu, di atas 700 dollar AS per ton.

Baca juga: Demi Jaga Harga Petani Bangun Pabrik Pengolah Sawit

Di tingkat petani, harga tandan buah segar (TBS) anjlok hingga Rp 800 per kilogram. Rendahnya harga sawit ini, kata Joko, kemungkinan akan tetap bertahan dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi itu pun menjadi ancaman bagi kelangsungan industri sawit nasional.

”Saya yakin tidak banyak pelaku usaha yang mempunyai biaya produksi CPO di bawah 460 dollar AS per ton. Para petani juga tidak banyak yang bisa menekan biaya produksi TBS di bawah Rp 1.000 per kilogram. Biaya produksi terus naik, sementara harga turun,” ungkap Joko.

Joko menyatakan, kinerja industri sawit menurun dalam setahun belakangan karena harga minyak sawit mentah di pasar dunia yang anjlok.

Disebutkan dia, produksi CPO Indonesia pada 2018 sebesar 43 juta ton dengan produktivitas rata-rata 4 ton CPO per hektar per tahun. Produktivitas itu sangat jauh, di bawah potensi 7 ton CPO per hektar per tahun. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan peremajaan sawit rakyat.

Joko menambahkan, pemerintah juga mempunyai tugas berat untuk mendorong hilirisasi industri sawit di dalam negeri. Salah satu potensi penyerapan CPO dengan memaksimalkan program biodiesel.

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index