Salut! Pria Ini Rela Naik Sepeda dari Solo ke Pasuruan hanya untuk Kembalikan STNK & SIM, Ini Kisahnya

Salut! Pria Ini Rela Naik Sepeda dari Solo ke Pasuruan hanya untuk Kembalikan STNK & SIM, Ini Kisahnya
Afuk, pria yang naik sepeda untuk kembalikan STNK (foto: Okezone.com/Bramantyo)

RIAUSKY.COM - Nama Tan Ie Hok alias Afuk mendadak menjadi viral, setelah menempuh perjalanan dari Solo menuju Pasuruan naik sepeda onthel hanya untuk mengembalikan STNK, SIM pada Diky Putra Setiawan.

Saat ditemui di rumahnya di RT 04/09 Purwopuran, Jebres, Solo. Berulang kali diketuk tak ada nada jawaban dari dalam rumah. Sebelum akhirnya tetangga depan rumah Afuk, Tutik memberi tahu agar mengetuk pintu belakang.

Namun, rumah tersebut dalam keadaan sepi, hanya saja posisi kunci gembok, dalam keadaan tak terkunci, menandakan pemilik rumah ada di dalam. Setelah diketuk berulang kali, akhirnya Afuk keluar seperti kondisi orang usai tidur.

"Maaf ketiduran," kata Afuk seperti dilansir Okezone.

Singkat cerita, Afuk pun membenarkan bila dirinya mengembalikan STNK dan SIM ke Pasuruan, Jawa Timur oleh seseorang bernama Diky.

"Saya tak punya motif apa-apa. Saya pun bukan ingin mencari ketenaran, saya hanya kasihan saja pada pemilik STNK dan SIM yang hilang," papar Afuk mengawali ceritanya.

Menurut Afuk, STNK dan SIM ditemukan saat dirinya melintas di jembatan sekitar daerah Kandangmenjangan dekat markas Kopassus. Saat itu ia hendak pulang dari mencari barang rongsokan yang ingin dijual, lalu melihat ada kertas yang mengkilap tergeletak di tepi jalan.

Setelah mendekat, dirinya baru tahu kalau kertas mengkilap yang tergeletak itu adalah STNK dan SIM. Kemudian STNK dan SIM yang ditemukannya itu dibawa pulang. Setelah tiba dirumah, STNK dan SIM yang ditemukannya diunggahkan ke media sosial.

"Kalau harinya kapan saya menemukannya (STNK dan SIM) saya lupa. Tapi begitu menemukannya SIM dan STNK, sampai di rumah saya foto, terus saya naikan ke FB saya," terangnya.

Meski STNK dan SIM serta kartu keanggotaan club' motor sudah diunggah ke FB, tak ada yang merespon sama sekali. Karena tak ada respon, dirinya pun berminat mengantarkannya langsung ke alamat pemilik STNK dan SIM. Saat niatnya itu dia ceritakan pada temannya, Afuk diberitahu kalau alamat itu cukup jauh dari Solo.

Namun, karena merasa kasihan dengan pemilik STNK dan SIM, Afuk pun nekat berangkat ke Pasuruan naik sepeda onthel. Ia pun menjual handphone kesayangannya itu sebesar Rp650 ribu untuk memperbaiki sepeda onthel.

"Sisanya saya pakai untuk bekal di jalan," terangnya.

Tepat pada Kamis 12 September 2019 pagi, Afuk pun berangkat ke Pasuruan dengan modal nekat naik sepeda.,

"Saya terus mengayuk sepeda dan sampai di daerah yang ada patungnya (Trinil Ngawi) saya pun berhenti untuk makan dan minum," terangnya.

Dirasa cukup beristirahat, Afuk pun berangkat menuju ke Pasuruan. Afuk mengaku bila dirinya tak pernah berhenti mengayuh sepedanya. Tekadnya hanya satu, dirinya harus segera mengembalikan STNK dan SIM pada pemiliknya.

Diakui oleh Afuk, medan yang dilaluinya tak begitu mudah. Selain jalan yang naik turun, dirinya pun harus melawan bus dan truck yang melaju cukup kencang. Tak hanya itu saja, Afuk pun merasakan matanya berkunang-kunang dan seluruh tubuhnya gemetar karena kecapean. Meski begitu, Afuk tak mau beristirahat, dan terus mengayuh sepedanya.

Hingga akhirnya dirinya tiba di daerah Mojokerto. Saat tiba di daerah Mojokerto, Afuk pun mengkontak sebuah nomor yang tertera di stiker dengan tulisan Bang Benk (club' sepeda motor). Dan ternyata orang dihubungi itu masih saudara dari pemilik STNK dan SIM dan Afuk diminta untuk menunggu di depan koramil.

"Karena kasihan sama saya, saya pun diminta untuk menunggu di depan Koramil. Cukup lama saya menunggu sampai tiga jam, sebelum akhirnya pemilik STNK dan SIM itu pun datang ketempat saya menunggu," terangnya.

Akhirnya Afuk bertemu dengan pemilik STNK dan SIM. Setelah mengembalikan SIM dan STNK, ia meneruskan perjalanan pulang ke Solo. Ia mengaku diberi sejumlah uang oleh pemilik STNK dan SIM, namun ditolak, karena tujuannya mengembalikan STNK dan SIM bukan untuk mencari uang. Dirinya sudah cukup puas mendapatkan uang dari uang rongsokan yang ditekuni tiap hari.

Ia pun bercerita, selama perjalanan menuju Mojokerto, dirinya tiga kali mengganti rantai sepeda, pertama saat berangkat ke Mojokerto, lalu dua kali mengganti rantai saat kembali ke Solo.

Menurut Afuk, selama perjalanan balik ke Solo, dirinya selalu saja ada yang mengawalnya. Pengendara sepeda motor itu mengatakan, kalau dirinya satu club motor dengan pemilik STNK dan SIM yang dikembalikan. Bahkan, saat dirinya ingin membayar biaya mengganti rantai sepeda ontelnya sebesar Rp5 ribu sudah dibayarkan.

"Saya tak tahu namannya siapa. Katanya satu club' sama yang STNK dan SIM yang saya kembalikan. Keduannya itu dimintai tolong untuk memastikan saya sampai di rumah. Bahkan perjalanan saya sampai di rumah pun di ambil gambarnya," ujar Afuk.

Menurut Afuk, dirinya tiba di rumah kembali pada Sabtu pagi. Meskipun uang saku yang dibawanya habis, namun Afuk merasa puas sudah mengembalikan STNK dan SIM pada pemiliknya.

"Katanya pemilik STNK dan SIM mau main ke tempat saya. Kalau mau datang ke sini, silahkan saja. Kalau datang ke sini, tak usah bawa apa-apa, karena saya hanya ingin mendapatkan hadiah dari Tuhan saja," pungkasnya. (R03)

Sumber: Okezone.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index