Saat Dekapan Pinka Jadi 'Obat' untuk Kesembuhan Buah Hati Yang Sedang Sakit dan Pengganti Susu di Tengah 'Badai' Corona

Saat Dekapan Pinka Jadi 'Obat'  untuk Kesembuhan Buah Hati Yang Sedang Sakit dan Pengganti Susu di Tengah 'Badai' Corona
Pinka dan Hasan bersama buah hati mereka yang sedang sakit akibat flu dan batuk.

RIAUSKY.COM- Virus corona terus merontokkan sendi-sendi kehidupan masyarakat, tak hanya sosial, kesehatan, namun juga perekonomian rakyat kecil.

Larangan pemerintah untuk beraktivitas di luar rumah, tak pelak membuat banyak perusahaan pun akhirnya memutuskan merumahkan karyawannya.

Bukan sementara, namun banyak  juga yang mengalaminya secara permanen. Banyak pekerja kini dirumahkan atau menjalani Pemutusan Hubungan Kerja. 

Hasan (20), warga Kampung Kedaung Desa Cipete Kecamatan Curug, Serang yang saat ini terpaksa harus berhenti bekerja. 

Hasan mengaku kalau saat ini dia sudah menganggur selama dua bulan. Sebelumnya dia bekerja di sebuah perusahaan konveksi di Depok. 

''Semenjak ada corona (Covid-19), suami saya tidak bekerja, diliburkan dari pekerjaannya, sedangkan anak saya butuh susu, tidak tega rasanya bila air susu diganti dengan air putih''.

Pesan singkat itu tiba-tiba masuk ke WhatsApp Messenger salah seorang Relawan Milenial Banten Berbagi (MBB) pada Jumat (3/4/2020) malam.

Setelah ditanya, ternyata pesan itu dikirim oleh Pinka (20), ibu muda yang tinggal di Kampung Kedaung, Desa Cipete, Kecamatan Curug, Kota Serang.

Lantaran penasaran, relawan MBB, sebagaimana dilansir dari newsmedia.co.id  kemudian bertanya lagi dan akhirnya Pinka bercerita bahwa sejak pandemi corona melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kota Serang salah satunya, sang suami, Hasan (20) yang hanya seorang buruh konveksi di Depok, terpaksa harus dirumahkan oleh perusahaan.

Sementara di sisi lain, pasangan muda yang telah dikaruniai sang buah hati, Khalida yang masih berusia 4 bulan, membutuhkan susu tambahan selain ASI.

"Tadinya kerja di konveksi, terus diliburin karena virus corona, dari pada diliburin suami saya milih resign, jadi sekarang nganggur," kata Pinka sambil menggendong si buah hati di rumahnya, Sabtu (4/4/2020).

Kesulitan pasangan itu bertambah ketika sang buah hati dalam beberapa hari terakhir ini sedang kurang sehat atau mengalami sakit batuk dan pilek.

"Saya sementara ini tinggal sama orang tua, bayi saya umur empat bulan, kondisinya lagi sakit flu dan batuk," terang Pinka didampingi mertuanya, Casiah.

Sementara sang suami, Hasan (20) mengaku bahwa sejak dua bulan terakhir dirinya menganggur, bahkan telah mencoba mencari pekerjaan namun hasilnya nihil.

"Sejak dua bulan yang lalu, masih nganggur, udah nyari kerjaan, sudah coba ngelamar kemana-mana, ini juga lagi usaha untuk jualan kopi dan es, paling tiga hari," jelasnya.

Pinka mengaku saat ini dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi apa yang dialami. 

Dengan wajah penuh sedih dan sesekali menyeka air mata, ibu 20 tahun ini pun mengungkapkan dia hanya bisa menghibur bayinya yang sedang menangis dengan menggendong dan mengayun-ayunnya di sebuah ayunan yang terbuat dari kain sarung. 

Pingkan meneteskan air mata tak ammpu menceritakan kondisi anaknya yang mengalami batuk. Dia tyerus berdoa, semoga bisa terus diberikan kekuatan dan keluarga kecilnya bisa menghadapi situasi pelik ini. 

''Bayi saya umur empat bulan, kondisinya lagi sakit, flu dan batuk. Mana sudah tidak ada susu,'' ucap dia lirih sambil menundukkan kepala.

Relawan MBB yang terjun ke lokasi ikut terenyuh mendengarkan kisak keluarga muda ini. 

Relawan MBB pun memberikan bantuan, Ahmad Hipni mengaku perihatin dengan kondisi tersebut, bahkan menurutnya jika pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat dalam situasi saat ini, kepiluan itu tidak akan terjadi.

"Sebenarnya kita juga faham bahwa kita semua terdampak dari virus corona ini, tapi ada yang lebih dari kita," kata pria yang dibiasa dipanggil Ahi ini.

Melihat kondisi itu, Ahi yang juga perwakilan dari Komunitas NU Backpacker Banten meminta kepada para dermawan agar saling bahu-membahu, membantu saudara-saudara yang secara ekonomi terkena dampak virus corona tersebut.

"Kami mengetuk para pintu dermawan untuk saling berbagi, saling membantu, bersama-sama meringankan beban saudara-saudara kita yang secara ekonomi terdampak wabah virus corona ini," pungkasnya.

Koordinator Umum MBB Maskur mengatakan, donasi yang dilakukan MBB sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas untuk sesama. Wabah corona tidak hanya berdampak secara medis, akan tetapi ekonomi dan psikologi sosial.

“Kita coba turun tangan untuk sedikit meringankan saja. Harapannya pemerintah yang punya sumber daya lengkap bisa cepat melihat situasi ini,” katanya.

Pegiat Journalit Lecture ini mengatakan, donasi dan pendistribusian bantuan akan terus dilakukan sampai kondisi membaik. (R04)

 

Sumber Berita: newsmedia.co.id
Judul berita: Di-PHK Gegara Corona, Warga Kota Serang Tak Bisa Beli Susu untuk Anaknya

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index