Kisah 'Penakluk' 80 Janda Kesepian Berakhir di Penjara, Modusnya Terungkap Gara-gara Petunjuk Dokter

Kisah 'Penakluk' 80 Janda Kesepian Berakhir di Penjara, Modusnya Terungkap Gara-gara Petunjuk Dokter
Terduga pelaku diamankan aparat kepolisian Polsek Metro Tamansari

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Inilah cerita tentang kehidupan seorang pria penakluk 80 janda kesepian yang berakhir di penjara.

Pria satu ini memiliki cara menipu yang licik yang membuatnya berhasil menggaet banyak wanita janda dan perempuan kesepian.

Sang pelaku tak hanya berhasil menikmati kepuasan seksual dengan meniduri korbannya, namun juga menggasak harta benda milik mereka.

Kini, sang penakluk janda sudah mengakhiri petualangan cintanya, dengan mendekam di balik jeruji besi.

Seperti apa cerita sebenarnya?

TH, pria berusia 40 tahun itu adalah sosok penakluk janda dan wanita kesepian yang memiliki banyak uang.

Pelaku awalnya menyasar para janda kesepian dan wanita paruh baya berduit.

"Targetnya wanita kesepian, carinya janda," ujar Kapolsek Metro Tamansari, AKBP Abdul Ghafur, Rabu (8/4/2020), seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Jakarta.

"Enggak cari yang single karena enggak ada uangnya," imbuh dia lewat telekonferensi dari kantornya.

Ia membenarkan sudah 80 janda kesepian dan wanita paruh baya menjadi korban rayuan TH.

Ujung-ujungnya, harta para korban diambil pelaku yang berstatus pengangguran ini.

"Dari pengakuan pelaku dan dari bukti-bukti digital yang kami temukan dari handphone ada kira-kira 80 nomor yang diblokir," terang Ghafur.

"Diduga itu nomor korban yang pernah ditipu oleh yang bersangkutan," sambung dia.

Cerita Kasus Terungkap Berkat Dokter

Kasus penipuan yang dilakukan oleh TH akhirnya bisa terungkap setelah terus ditelusuri oleh kepolisian ternyata memiliki cerita tersendiri.

Begini lengkapnya.

Suatu hari masuk laporan dari Rumah Sakit Husada tentang seorang wanita berinisial RZ (44) meninggal dengan luka parah di kepalanya.

Korban masuk rumah sakit pada Rabu (25/3/2020) dan dua hari kemudian atau Jumat (27/3/2020) meninggal dunia.

Berbekal laporan yang masuk dari Rumah Sakit Husada, kasus ini menjadi penyelidikan Unit Reskrim Polsek Tamansari, Jakarta Barat.

Berdasarkan pemeriksaan dokter rumah sakit, korban RZ dibawa dari sebuah hotel melati di kawasan Mangga Besar.

Polisi langsung menuju hotel yang dimaksud dan memeriksa rekaman CCTV dan karyawan hotel.

Usut punya usut, berdasarkan keterangan saksi di hotel tersebut, korban terluka karena terjatuh saat turun tangga dari lantai dua.

Saat keluar kamar, korban RZ berjalan sempoyongan karena masih terpengaruh obat bius.

"Sehingga jatuh dari tangga lantai dua ke lantai satu. Dari situlah dia luka-luka," beber Ghafur.

Terungkap jika korban tak sendirian saat check in, melainkan berdua dengan TH.

Beberapa hari penyelidikan, polisi menangkap TH.

Menurut keterangan polisi, TH mengaku kencan dan berhubungan badan dengan RZ di sebuah hotel di kawasan Mangga Besar pada Rabu pekan keempat bulan lalu.

TH mencari janda kesepian dan wanita paruh baya berduit di aplikasi pencarian jodoh Tantan.

"Setelah kenalan mereka bertemu sebanyak dua kali hingga akhirnya mereka bertemu di hotel kawasan Mangga Besar," kata Ghafur. 

Mulanya, TH menikmati terlebih dahulu tubuh para korbannya, begitu juga dengan RZ.

"Setelah melakukan hubungan intim, korban masuk kamar mandi untuk bersih-bersih."

"Di sanalah pelaku melakukan aksinya," kata Ghafur.

Di kamar mandi itu, TH mempersiapkan obat bius dari campuran obat tetes mata dan obat tidur.

Obat tersebut kemudian ia larutkan ke dalam minuman untuk diberikan kepada korbannya agar tak sadar.

Setelah tak sadarkan diri, harta korban RZ berupa dua ponsel dan uang Rp 3 juta digasak TH lalu melarikan diri dari kamar hotel.

"Pelaku memang sengaja mengincar harta benda korban," tegas Ghafur.

Atas perbuatannya, pelaku TH kini kembali mendekam di penjara dan diancam dengan Pasal 365 dan Pasal 351 KUHP.


Beraksi Juga di Penjara

Menurut Ghafur, pelaku residivis kasus serupa dan pernah mendekam selama tiga tahun di penjara dan baru keluar pada Januari 2020.

Kasus TH pada 2017 silam itu ditangani Polsek Tebet, Jakarta Selatan.

Selama di penjara, pelaku TH masih sempat menjalankan modusnya.

Tentu saja tidak seperti ketika bebas di mana TH sebelum mencuri harta akan meniduri lebih dulu para korbannya.

"Selama tiga tahun di penjara itu, pelaku masih sempat melakukan aksinya." 

"Ada yang modus transfer uang ke rekening kemudian kirim-kirim pulsa," kata Ghafur.

Di antara para korban TH, ada yang sampai merugi hingga Rp 30 juta.

Berdasarkan hasil penyelidikan, anggota Unit Reskrim Polsek Tamansari menangkap TH dirumahnya di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020), dikutip dari Tribun Jakarta.(R05)

 

Sumber Berita: tribunjatim/tribunjakarta.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index