Ajaib! Selama hampir 10 Tahun, Tak Ada Bayi Laki-laki Lahir di Desa Ini, dari Kades hingga Pemadam Kebakaran Semuanya Perempuan

Ajaib! Selama hampir 10 Tahun, Tak Ada Bayi Laki-laki Lahir di Desa Ini, dari Kades hingga Pemadam Kebakaran Semuanya Perempuan

RIAUSKY.COM - Menemukan anak laki-laki di desa ini sangat susah. Kurun sembilan tahun terakhir, tak ada bayi laki-laki lahir di desa ini.

Setiap wilayah di suatu negara pasti memiliki populasi warga yang terdiri dari banyak laki-laki dan perempuan.

Pertumbuhan populasi di suatu wilayah pun juga pasti dinamis, alias ada warga yang melahirkan bayi laki-laki, namun ada pula yang melahirkan bayi perempuan sebagai penambah populasi wilayah tersebut.

Tapi ada kejadian aneh terjadi di satu wilayah di Polandia.

Salah satu desa kecil di negara tersebut yang bernama Miejsce Ordzanskie disebut miliki perkembangan populasi yang cukup aneh.

Ya, selama 10 tahun terakhir seluruh bayi yang lahir di desa yang terletak jauh dari ibukota Warszawa itu berjenis kelamin perempuan.

Maka dari itu kejadian tersebut dipandang sebagai anomali populasi.

Dikutip dari laman The Sun, sebuah desa di Polandia ini sebagian besar penduduknya adalah perempuan.

Bahkan, anak laki-laki tak pernah dilahirkan selama satu dekade belakangan.

Desa itu bernama Miejsce Ordzanskie yang dipimpin oleh seorang wanita. Bahkan, petugas pemadam kebakaran hingga pembajak ladang mayoritas adalah wanita.

Peristiwa ini menjadi unik karena berkebalikan dengan negara Polandia dikenal konservatif.

Dilansir The Sun, hanya ada 12 bayi perempuan yang terlahir selama satu dekade terakhir.

Jika kondisi ini terus berlanjut, maka dimungkinkan penduduk pria akan lenyap dari desa tersebut.

Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para peneliti.

Dilansir The Sun, pemimpin desa Krystyna Zykziak mengungkapkan apa yang terjadi pada desanya. "Mungkin ada sesuatu di dalam air," ujarnya, dikutip dari The Sun Selasa (1/10/2019).

"Di generasi yang lebih tua, penduduk wanita di Polandia selalu lebih banyak karena usia mereka lebih panjang daripada pria," lanjutnya.

"Tapi kini, kami tidak memiliki penduduk pria di generasi yang lebih muda," jelasnya.

Pasangan, lanjutnya, yang telah melahirkan anak perempuan bahkan ingin pindah ke tempat lain. Tujuannya, untuk membuktikan apakah mereka akan memiliki anak laki-laki atau tidak.

Migrasi menjadi salah satu faktor mendasar yang menyebabkan kurangnya penduduk pria di desa tersebut.

Sebab, mereka kebanyakan merantau ke luar negeri untuk bekerja.

Sejak 1945, penduduk desa yang terletak di perbatasan Ceko itu terus menurun. Dari yang semula berjumlah 1.200 orang turun menjadi hanya 270 orang saja.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mereka yang pergi adalah orang-orang yang merantau ke luar untuk bekerja.

Salah satu penduduk bernama Barbara Dworok sebenarnya memiliki anak laki-laki. Namun, putra dari wanita 68 tahun itu juga termasuk orang yang pergi merantau.

Peter (49) menjadi seorang migran ekonomi dan tinggal di Jerman.

Bahkan, saking tidak adanya anak laki-laki, pihak gereja terpaksa menjadikan anak-anak perempuan sebagai petugas altar (yang biasanya dilakukan oleh anak laki-laki).

"Sekarang kami menjadikan anak-anak perempuan sebagai petugas altar. Kami tak punya pilihan lain," ujar pengelola gereja.

Menurut pengakuan salah seorang penduduk wanita muda, ia harus pergi ketempat hiburan atau ke desa sebelah untuk bertemu laki-laki.

Sabina Blana (21) mengatakan hal itu saat ditemui The Sun di stasiun pemadam kebakaran. "Saya senang menjadi seorang petugas pemadam kebakaran," ujarnya.

"Perempuan dapat melakukan apapun yang biasa dilakukan laki-laki terlepas dari pekerjaan berat yang mereka kerjakan," jelasnya.

Tapi, lanjutnya, jika ingin bertemu dengan laki-laki harus pergi ke desa sebelah yang berjarak sekitar 40 km.

Selain desa sebelah, bisa juga bertemu di sebuah diskotik.

Kepala stasiun pemadam kebakaran, Tomasz Golasz pindah ke desa itu sepuluh tahun yang lalu.

Sayangnya, walaupun dari luar, pria 35 tahun itu juga memiliki dua anak perempuan. Yakni, Julia (8) dan Maja (2).

Dia menunjukkan ciri khas dari desa tersebut pada kontes pemadam kebakaran.

Di mana saat itu, dia membentuk tim yang seluruhnya beranggotakan perempuan. "Wanita saat melakukan 'pekerjaan pria' seringkali menciptakan keributan," ujarnya.

"Tetapi, mereka tetap melakukan pekerjaan dengan baik," tambahnya.

Walaupun sebagian besar penduduknya adalah perempuan, namun tampaknya untuk menjadikan mereka pacar tidak mudah.

"Aku tidak akan mengatakan mudah untuk mendapatkan pacar di sini," katanya.

"Karena kalian harus bersaing dengan pria-pria dari desa lainnya," jelasnya.

Istri Tomasz, Aldona (35) mengatakan bahwa semua ini disebabkan oleh susu dan keju.

"Mereka bilang kami memiliki penduduk perempuan yang banyak karena kebanyakan mengonsumsi kalsium," ujarnya.

"Kami menghasilkan banyak susu dan keju di sini," tambahnya.

Orang asing telah menyarankan beberapa agar bisa mengandung anak laki-laki.

Termasuk posisi tertentu saat melakukan hubungan badan dan waktu yang tepat untuk melakukannya.

Selain itu, mengonsumsi makanan yang mengandung banyak potasium juga dapat meningkatkan kemungkinan memiliki anak laki-laki.

Bahkan, para dukun juga menyarankan untuk menempatkan kapak di bawah ranjang. Diyakini, adanya kapak dapat menjamin akan mengandung anak laki-laki.

Walikota distrik Rajmund Frischko menawarkan hadiah pada pasangan pertama yang melahirkan anak laki-laki.

Bahkan, nama anak itu nantinya juga akan diabadikan sebagai nama dari sebuah jalan di wilayah tersebut.

"Saya rasa ini bukanlah masalah besar, karena kita hanya membicarakan kelahiran 12 anak selama satu dekade," ujarnya.

"Tetapi, jika itu terjadi selama sepuluh tahun ke depan, ilmuwan harus datang ke sini untuk menelitinya," tambahnya. (R04)

Sumber: Sriwijaya Post

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index