Sempat Masuk Zona Hitam Covid-19, Menko PMK Minta Kepala Daerah Lain Belajar Tangani Corona ke Risma, Ternyata Ini Alasannya

Sempat Masuk Zona Hitam Covid-19, Menko PMK Minta Kepala Daerah Lain Belajar Tangani Corona ke Risma, Ternyata Ini Alasannya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memaparkan cara memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (1

RIAUSKY.COM - Usai mendengarkan paparan Walikota Surabaya tentang penanganan Covid-19, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta para kepala daerah lain belajar ke Surabaya.

"Suruh belajar ke sini (Surabaya) mereka (kepala daerah) biar tahu," kata Muhadjir di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6)," seperti dikutip dari Antara.

Dalam pertemuan tersebut, Risma saat itu menjelaskan tentang langkah-langkah penanganan Virus Corona setelah tak memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dia mengaku saat itu langsung menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19.

"Dalam Perwali itu dijelaskan secara detail tentang berbagai protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga Kota Surabaya," kata Risma.

Jika Perwali 28/2020 itu bisa diterapkan dengan baik, pihaknya optimistis akan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Risma mengakui data terkonfirmasi Covid-19 di Kota Surabaya itu memang tinggi. Namun menurutnya itu karena tes cepat atau rapid test dan tes usap atau swab massal secara gratis di berbagai titik.

"Jadi, kita memang mencari, Pak. Sebab kalau tidak kita cari, orang-orang yang terkena virus itu akan tambah bahaya," katanya.

Ia juga bersyukur karena mendapat bantuan mobil laboratorium dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menggelar rangkaian tes itu.

"Bagi warga yang hasil tes cepat reaktif, lalu kami tes usap. Sembari menunggu hasil tes usapnya itu kami isolasi di hotel atau Asrama Haji bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan bagi warga yang tes usapnya positif dan sudah menunjukkan gejala, langsung kami rawat di rumah sakit," ujarnya.

Usai mendengar paparan itu, Muhadjir pun meminta salah satu staf Risma untuk menyusun lebih detail dan lebih akurat paparan atasannya itu agar semua orang bisa mempelajari upaya yang telah dilakukan di Surabaya itu.

Sebagai catatan, situs infocovid19.jatimprov.go.id sempat menetapkan Surabaya sebagai satu-satunya daerah zona hitam Covid-19 alias tingkat kasus di atas 2.049. Kini, warnanya sudah kembali merah tua.

Pewarnaan ini merupakan kategoriasi daerah berdasarkan tingkat risiko penularannya; hijau berarti tidak terdampak, kuning risiko rendah, jingga risiko sedang, dan merah risiko tinggi.

Dikutip dari situs lawancovid-19.surabaya.go.id, per Selasa (16/6), Surabaya memiliki 4.181 kasus positif Virus Corona atau naik 1,5 persen dari hari sebelumnya. Sebanyak 1.331 orang di antaranya dinyatakan sembuh, dan 333 orang meninggal.

Ini menjadikan Surabaya sebagai daerah dengan kasus Corona tertinggi di Jatim. Jatim sendiri sempat disebut Presiden Jokowi sebagai salah satu provinsi yang perlu diawasi terkait penyebaran Covid-19.

Kasus Positif Covid-19 di Jawa Timur hingga Selasa (16/6) mencapai 8.290 orang. Sebanyak 2.384 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 658 orang meninggal. (R01)

Sumber: Antara, CNN Indonesia

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index