Ada Wacana BBM Jenis Premium Mau Dihapus, Begini Kata Ahok

Ada Wacana BBM Jenis Premium Mau Dihapus, Begini Kata Ahok
Basuki Tjahaja Purnama

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah mengemuka beberapa waktu belakangan. 

Hal itu pun menjadi salah satu sorotan anggota Komisi VII DPR RI dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Kamis (25/6/2020).

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan jika BBM jenis Premium sudah banyak ditinggalkan. 

Ia menyebut hanya tujuh negara miskin yang masih memproduksi premium. BBM RON rendah, lanjut Ahok, berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.

"Polusi banget kalau orang ngisep kena kanker paru-paru macam-macam. Nambah-nambah jebolnya biaya BPJS Kesehatan juga. Orang hidup sehat ya dicabut gitu loh sediakan transportasi umum yang murah dan banyak," kata Ahok dalam podcast cuap cuap cuan CNBC Indonesia.

Ia mencotohkan di Jakarta. Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok menyediakan rumah susun hingga menggratiskan TransJakarta bagi orang miskin. Efeknya, orang miskin tidak butuh ongkos untuk transportasi, sehingga bensin tidak lagi dibutuhkan.

"Kenapa subsidi bensin, dibeli orang dicampur sama Pertamax, dari oktan 88 jadi oktan 90 dia jualan. Tapi kalau mau kita cabut dia bilang tidak berpihak pada orang miskin. Kan lucu kan," ujar Ahok.

Sebelumnya dalam RDP di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Kamis (25/6/2020), Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat Sartono Hutomo menilai wacana penghapusan BBM RON rendah menjadi pertanyaan banyak orang.

"Menghapus dan menghilangkan Premium dan Pertalite saya rasa ini juga hal yang sangat mengejutkan bagi masyarakat. Ini kan masyarakat luas pakai ini," kata Sartono.

Lebih lanjut, dia menduga, ada upaya untuk menghilangkan BBM subisidi dengan menggunakan dalih lingkungan hidup.

Terkait hal ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, BBM jenis Premium dan Pertalite masih akan tersedia. Kendati begitu, Arifin bilang sudah tidak banyak lagi negara yang menggunakan BBM jenis itu alias hanya enam negara termasuk Indonesia.

"Ke depannya akan ada penggantian untuk menggunakan energi yang lebih bersih yang dampaknya bisa meringankan beban lingkungan," kata Arifin.

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan Pertamina memiliki banyak produk minyak, untuk bensin sampai dengan solar, sebanyak sembilan merek. Hal itu akan dikonsolidasikan jadi salah satu contoh strategi.

"Dalam pendistribusian produk cari jalan yang seefisien mungkin. Isu logistik akan menjadi kendala apalagi mereka minyak kebanyakan," kata Erick di kantor Kementerian BUMN beberapa waktu lalu.(R04)

 

Sumber Berita: cnbcindonesia.com
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index