Bertemu Presiden, Sejumlah Pimpinan MPR Tanyakan Rencana Reshuffle, Begini Jawaban Jokowi...

Bertemu Presiden, Sejumlah Pimpinan MPR Tanyakan Rencana Reshuffle, Begini Jawaban  Jokowi...
Suasana pertemuan pimpinan MPR dengan Presiden Joko Widodo. Sumber Foto: sekretariat kabinet

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima seluruh pimpinan MPR di Istana Bogor, Jawa Barat. 

Dalam pertemuan tersebut membahas beberapa hal, salah satunya isu perombakan kabinet Indonesia Maju.

"Tadi (Wakil Ketua MPR RI) Pak Syarief Hasan juga menyampaikan soal reshuffle. Presiden menyampaikan bahwa ini adalah masih kewenangan beliau, nanti akan. Jadi tidak tahu apakah reshuffle atau tidak," kata Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo usai Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/7).

Sementara itu, Syarief yang juga politikus Demokrat menjelaskan, saat ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin para menteri bekerja lebih maksimal. Namun dia tidak merinci lebih jauh.

"Secara implisit bapak Presiden mengatakan menginginkan kabinet ini bekerja maksimal. secara implisit begitu. Jadi silakan diartikan," terangnya.

Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo marah melihat kinerja menteri yang belum optimal menangani masalah Covid-19. Jokowi berujar, banyak menteri yang masih menganggap masalah Virus Corona biasa-biasa saja.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan? Suasana ini krisis," kata Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6).

Menurut Jokowi, sangat berbahaya bila para pembantunya menganggap pandemi Corona sebagai masalah yang normal-normal saja. Jokowi menegaskan, para menteri harus kerja luar biasa

"Lah kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary," ujar Jokowi.

"Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya," tambah Jokowi.(R04)

 

Sumber Berita: merdeka.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index