Sebut Semua Presiden Punya Darah Biru, Prof Jimly: yang Darahnya Paling Merah Cuma Jokowi

Sebut Semua Presiden Punya Darah Biru, Prof Jimly: yang Darahnya Paling Merah Cuma Jokowi
Presiden Joko Widodo/net

RIAUSKY.COM - Pernyataan menarik disampaikan oleh Prof Jimly Asshiddiqie, dia menyebut semua presiden yang memimpin Indonesia, memiliki unsur darah biru.

Akan tetapi, hanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja yang disebut Prof Jimly paling merah darahnya.

Demikian disampaikan Prof Jimly ketika dimintai pandangannya terkait hal-hal positif dari semua presiden yang pernah memimpin Indonesia.

Wawancara itu ditayangkan dalam program NGOMPOL (Ngomongin Politik) melalui channel YouTube JPNN.com, Sabtu (8/8/2020).

Menurutnya, setiap presiden memiliki kemiripan sekaligus perbedaan masing-masing. “Nah, salah satu kendala yang kita hadapi budaya politik kita ini feodal,” katanya mengawali jawabannya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kemudian menceritakan bahwa dahulu ketika penentuan bentuk negara sebagai Republik, sebagian besar kelompok sebenarnya menginginkan bentuk kerajaan.

“Kalau dulu 1945 diadakan referendum, mungkin kerajaan lebih menang dari Republik. Itu menggambarkan bahwa budaya politik kita ini feodal. Kerajaan,” jawabnya.

Diakuinya, Indonesia memang berbentuk negara Rebuplik. Tapi dalam praktiknya, tetap menunjukkan kelakuan kerajaan.

“Maka, semua sekarang ini semua kerajaan. Partai jadi kerajaan, ini jadi kerajaan. Begitu-begitu lho,” tutur Prof Jimly.

Guru Besar Hukum Tata Negara ini melanjutkan, semua Presiden RI sejak Soekarno hingga sekarang ini, yang darahnya paling merah itu adalah Jokowi.

Sedangkan yang lain itu agak banyak biru-birunya. Ada unsur birunya.

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menurutnya ada unsur birunya. Demikian juga dengan BJ Habibie yang sedikit-sedikit ada birunya.

Selain nitu, juga Bung Karno yang merupakan pendiri Republik juga memiliki unsur darah biru. “Jadi semua itu punya darah biru semua, yang darahnya paling merah itu Jokowi,” ujarnya.

Seharusnya, ini menjadi peluang untuk mengadakan transformasi, perombakan budaya feodal dalam budaya politik Indonesia.

Sayangnya, lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, hal itu tidak terjadi.

“Sekarang ini (momentumnya). Eh ternyata, dia (Jokowi, red) mengalami pembiruan juga. Sekarang darahnya sudah sangat biru. Gitu lho,” katanya.

“Itu kalau you tanya saya komentar saya secara umum begitu,” lanjut Prof Jimly.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden era SBY ini menilai, budaya feodal itu sebagai salah satu ancaman terbesar peradaban demokrasi bangsa Indonesia ke depan.

“Mudah-mudahan para milenial belajar, transformasi budaya feodal itu menjadi budaya modern,” harap mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini. (R01)

Sumber: JPNN, Pojoksatu.id

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index