Ini Tiga Kondisi Industri Kelapa Sawit di Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

Ini Tiga Kondisi Industri Kelapa Sawit di Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19
Petani sawit tersenyum./sumber Foto: info sawit

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Hampir semua sektor bisnis mengalami pukulan berat karena adanya pandemi virus Corona (COVID-19). Hal itu juga terjadi kepada industri minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia.

Berikut 3 hal tentang nasib industri sawit di tengah pandemi:

1. Ekspor Produk Sawit Turun 9%

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengatakan total ekspor produk kelapa sawit selama 2020 mencapai 34 juta ton atau turun 9% dibanding 2019 yang mencapai 37,39 juta ton.

"Ekspor secara keseluruhan 2020 turun 9% dibanding 2019. Ini sangat bisa dimaklumi karena pasar global mengalami pelemahan permintaan akibat hampir semua negara tujuan ekspor mengalami lockdown," kata Joko dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/2/2021).

Penurunan terbesar terjadi ke China yakni sebesar 1,96 juta ton, ke Uni Eropa (UE) turun 712,7 ribu ton, ke Bangladesh turun 323,9 ribu ton, ke Timur Tengah turun 280,7 ribu ton, dan ke Afrika turun 249,2 ribu ton. Hanya ke Pakistan yang tumbuh 275,7 ribu ton dan ke India yang tumbuh 111,7 ribu ton.

2. Serapan Produk Sawit Turun 1,1%

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat COVID-19 tidak bisa dipungkiri mengakibatkan penurunan konsumsi untuk pangan sebesar 9% pada 2020, dari 801.000 ton pada Januari menjadi 638.000 ton pada Juni 2020. 

Namun, pelonggaran pembatasan menaikkan kembali ke 723.000 ton pada Desember 2020.

Konsumsi untuk oleokimia selama 2020 justru naik 60% dibanding 2019. Hal itu dikarenakan meningkatnya konsumsi sabun hingga bahan pembersih selama pandemi COVID-19, dari 89.000 ton pada Januari menjadi 197.000 ton pada Desember 2020.

Konsumsi untuk biodiesel juga naik dibanding 2019 karena perubahan kebijakan dari B20 menjadi B30. 

Secara total 2020 konsumsi produk minyak sawit dalam negeri sebesar 17,35 juta ton, naik 3,6% dari tahun 2019 yang sebesar 16,75 juta ton.

"Produksi 2020 sebenarnya tidak jelek-jelek amat, kita khawatir karena pertengahan tahun (2020) itu kita masih minus 10% walaupun sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan, ekspor juga tengah tahun minus, tapi tutup tahun produksi bisa kita sedikit recovery sehingga akhir 2020 produksinya tinggal minus 1,1%," ucapnya.

3. Untung Tak Sampai Ada PHK
Meski berdampak kepada industri, Joko mengklaim sektor kelapa sawit di dalam negeri tetap berjalan normal meski ada pandemi COVID-19. 

Dia memastikan tidak ada karyawan yang dirumahkan apalagi di-PHK.

"Industri sawit Indonesia secara operasional berjalan normal walaupun situasi pandemi. Petaninya berjalan normal, pabrik-pabriknya berjalan normal. 

Di tengah banyak sektor yang mengalami kesulitan, banyak sektor yang mengurangi karyawan atau melakukan PHK ke karyawannya, saya monitor di industri sawit tidak terjadi pengurangan karyawan, tidak terjadi merumahkan karyawan, dan tidak terjadi penghentian operasi," kata Joko.(R04)

Sumber Berita: kompas.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index