Epidemiolog Sebut Vaksin Berbayar Bisa Ciptakan Diskriminasi

Epidemiolog Sebut Vaksin Berbayar Bisa Ciptakan Diskriminasi
Pelaksanaan vaksinasi.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan vaksinasi Covid-19 berbayar atau Gotong Royong dapat menciptakan diskriminasi dan berpotensi memunculkan vaksin palsu. 

"Kalau berbayar ya berarti ada satu potensi diskriminasi besar, potensi adanya vaksin palsu juga besar," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/7). 

Dicky mengatakan dalam kondisi wabah sebesar pandemi Covid-19, vaksinasi idealnya diberikan gratis dan mengikuti strategi pemberian kepada kelompok masyarakat yang rentan terpapar virus. 

Dengan begitu, negara bisa memastikan layanan kesehatan hadir di tengah pandemi dan dapat melindungi warganya dari potensi kesakitan dan meninggal karena terpapar Covid-19. 

"Belum ada negara yang memberikan vaksinasi secara berbayar di dunia saat ini," ujarnya. 

Meski begitu, Dicky menilai vaksinasi covid-19 berbayar bisa saja dilakukan Indonesia asal dengan alasan dan strategi yang tepat. 

Meskipun tak ideal, ia memahami kemungkinan ada kemampuan ekonomi yang terbatas sehingga vaksin harus berbayar. 

Dicky pun meminta pemerintah menyampaikan alasan secara terbuka menerapkan vaksinasi Covid-19 berbayar dan implikasinya terhadap situasi pandemi. 

"Yang diperlukan adalah keterbukaan tentang situasi, baik situasi wabah dan keuangan," tambah Dicky. 

Sebelumnya, vaksinasi gotong royong individu berbayar dijalankan PT Kimia Farma dengan harga Rp321.660 per dosis. 

Sementara tarif pelayanan maksimal sebesar Rp117.910 per dosis. 

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi Gotong Royong salah satu upaya untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. 

Vaksinasi Gotong Royong individu, kata Nadia, tak wajib dan juga tak akan menghilangkan hak masyarakat untuk memperoleh vaksin gratis. 

Vaksinasi Gotong Royong individu ini akan menggunakan vaksin merek Sinopharm. 

Rencananya vaksinasi berbayar mulai dihelat hari ini. 

Namun, Kimia Farma memutuskan menunda penyelenggaraan vaksin berbayar dengan alasan memperpanjang masa sosialisasi. 

"Kami mohon maaf karena jadwal vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno Putro.(R04)

Sumber Berita: cnnindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index