PETANI SUDAH MENJERIT! Zulkifli Hasan Prediksi Harga TBS Kelapa Sawit Baru Akan Naik Sebulan ke Depan...

PETANI SUDAH MENJERIT! Zulkifli Hasan Prediksi Harga TBS Kelapa Sawit Baru Akan Naik Sebulan ke Depan...
Ilustrasi petani melansir TBS kelapa sawit.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memperkirakan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit akan naik dalam sebulan ke depan.

Dia menjelaskan, yang menjadi penyebab harga TBS menurun adalah lantaran ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang belum lancar sehingga stok CPO alias minyak mentah di tangki masih penuh.

"Pabrik itu tangkinya penuh, pabrik enggak bisa produksi, jadi mau ditaruh di mana, masa mau ditaruh di gelas. Kalau enggak bisa produksi, petani jual sawit yang mau beli siapa? ada yang beli harganya murah," ujarnya kepada media di presroom Kemendag, Jumat (24/6/2022).

"Kalau 2 minggu berarti ekspornya sebulan lagi lancar. Kan gak bisa simsalabim. Kalau ekspor sebulan lagi lancar berarti kira-kira pabrik akan ngolah lagi. Mungkin sebulan lagi naik tuh (harga TBS sawit)," sambung dia.

Adapun Serikat Petani Indonesia (SPI) mengeluhkan harga TBS yang terus jatuh.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) mengatakan, di Pasaman Barat, Sumatera Barat, harga TBS sudah Rp 600 per kilogram.

"Ini sudah sangat luar biasa, sawit yang jadi komoditas ekspor seperti tidak ada harganya sama sekali," ujarnya dalam siaran persnya dikutip Kompas.com, Jumat (24/6/2022).

Henry memaparkan, harga TBS sawit yang diterima para petani SPI di wilayah lain juga kompak mengalami tren penurunan yang signifikan.

"Bahkan di Tanjung Jabung Timur, harga TBS mencapai di bawah Rp 500 per kilogram kalau aksesnya jauh dari jalan. Ini kan sudah kelewatan. Laporan hari ini ada yang sampai Rp 300 per kilogram," sambungnya.

Henry pun mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan responsif dan solutif.

"Ini sudah darurat. Petani sawit sudah menjerit, sudah pada titik nadir, harga TBS jauh di bawah harga impasnya, ini artinya petani sudah sangat merugi, keterlaluan," keluhnya.(R04)

Sumber Berita: Kompas.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index