Inflasi di Riau 6,72 Persen, Pemko Pekanbaru dan Dumai Diajak Cari Solusi

Inflasi di Riau 6,72 Persen, Pemko Pekanbaru dan Dumai Diajak Cari Solusi
Sekdaprov Riau SF Hariyanto saat memimpin rapat koordinasi penanggulangan inflasi bersama Pemko Pekanbaru dan Dumai, Rabu (22/2/2023).

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau selaku Ketua Satgas Ketahanan Pangan, SF Hariyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah Kota Pekanbaru dan Kota Dumai di Ruang Rapat Kenanga Kantor Gubernur Riau, Rabu (22/02/2023). 

Untuk diketahui, inflasi Provinsi Riau mencapai 6,72 persen atau tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Sumatera Barat. Sementara, inflasi secara Nasional hanya 5,28 persen. 

Sekdaprov Riau, SF Hariyanto menyatakan dalam rapat pengendalian inflasi ini terdapat tiga Kabupaten/Kota yang menjadi sampel yaitu Kota Pekanbaru 6,95 persen, Kota Dumai 6,63 persen, dan Kabupaten Indragiri Hilir 3,95 persen. 

"Dari hasil data kita inilah yang diambil oleh BPS menjadikan acuan terhadap inflasi kita yang mengalami kenaikan. Jadi ini yang mau kita selesaikan untuk kesejahteraan masyarakat," kata SF Hariyanto.

Ia menjelaskan tugas dari Satgas Ketahanan Pangan ini yaitu memastikan dan memonitoring secara harian ketersediaan, kelancaran distribusi, dan mutasi harga di sebelas bahan pangan di daerah meliputi beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.  

"Melakukan pemantauan dan pengawasan komoditi pangan pokok dan strategis terhadap tindakan penimbunan, perdagangan terhadap distributor dan grosir. Jika kita melakukan kerja keras tanpa adanya pemantauan ini akan sia-sia dan berdampak penimbunan pangan pokok," jelasnya. 

Kemudian, melakukan pemantauan dan evaluasi harga pangan pokok, pangan strategis dalam mengantisipasi kebantingan harga.

"Ini juga sudah kita lakukan dan sudah membentuk posko di Lantai 7 Kantor Gubernur Riau. Hal ini perlu adanya pemantauan terhadap langkah-langkah untuk menetapkan orang yang bisa memantau harga setiap saat," tambah SF Hariyanto. 

Pihaknya juga mengungkapkan komoditas utama pemicu inflasi secara umum di daerah yaitu bensin, telur ayam ras, rokok, angkutan udara, dan beras. Namun komoditas pemicu inflasi dari tiga Kabupaten/Kota di Riau yaitu beras, bawang merah, cabai merah, dan emas perhiasan. 

Selain itu, dalam menjaga stabilitas harga pangan, upaya yang dilakukan oleh Satgas Pangan Provinsi Riau seperti melakukan pemantauan pelaksanaan gerakan pasar murah dan pemantauan pelaksanaan gerakan menanam cabai merah dan bawang.

"Pemantauan pasokan harga pangan di lapangan, pemantauan cadangan pangan pemerintah daerah, melakukan kerja sama antar daerah dengan daerah surplus pangan, pemantauan penyaluran beras dan tindak pasar," ungkapnya.

Pihaknya juga menyatakan, intervensi dari hasil Rakor pengendalian inflasi daerah bagi Kota Pekanbaru dan Kota Dumai yaitu melakukan kegiatan-kegiatan untuk meminimalisir angka inflasi seperti operasi pasar dan sebagainya. 

"Jadi kita sudah menyepakati bersama terhadap pengendalian inflasi ini melakukan operasi pasar seperti pasar tani dan pasar murah, menjaga ketersediaan cadangan pangan ke depannya," imbuh SF Hariyanto. 

Turut hadir dalam rakor tersebut Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi, Asisten, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Provinsi Riau, M Taufiq OH, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Kadis PTPH) Provinsi Riau, Syahfalefi, Kabid pengadaan Bulog Kantor Wilayah Riau-Kepri, Wadir, dan tamu undangan lainnya. (mc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index