Ketika Kampar Bisa Berbangga Merasakan Geliat Daerah Penghasil Bawang Merah

Ketika Kampar Bisa Berbangga Merasakan Geliat Daerah Penghasil Bawang Merah
Bupati Kampar Jefry Noer dan Danrem 031 Wirabima saat panen bawang merah.
BANGKINANG (RIAUSKY.COM)– Bupati Kampar H Jefry Noer mempunyai cita-cita besar menjadikan kampar sebagai sentra penghasil bawang merah di wilayah Sumatera. 
 
Kini, secara perlahan, uapaya tersebut mulai membuahkan hasil.  Dari seluas 30 hektare lahan yang disediakan dan disebar di sejumlah kecamatan di Negeri Serambi Mekkah, hasilnya pun mulai membuat para petani cerah. 
 
Para petani mulai bisa menghasilkan bawang dengan total sebanyak 145 ton yang sudah dikeringkan dan ini adalah aparesiasi juga prestasi khusus yang membanggakan bagi masyarakat Kampar. 
 
Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan Bupati Kampar, H. Jefry Noer untuk membuka pola pikir dan memotivasi petani Kampar agar mau bercocok tanam bawang merah mulai menampakkan titik terang. Saat ini petani yang sudah mencoba bertanam bawang merah mulai menggemari tanaman yang sangat dibutuhkan pasar tersebut.
 
Bagi masayarakat yang ingin berusaha, Bupati Kampar, H. Jefry Noer mengatakan, jika ingin sukses, ada lima kunci yang harus diperhatikan, pertama; jadikan waktu 24 jam untuk beribadah kepada Allah, kedua; banyak-banyak bersedekah, ketiga; mencintai pekerjaan, keempat; disiplin dan kelima adalah meninggalkan hal-hal yang mubazir.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Holtikultura Kabupaten Kampar, Hendry Dunan, SP. MMA didampingi Kabid produksi, Nanik Suryanti, SP. MMA kepada wartawan, 14/06 di sela meninjau pasar tani di depan kantor Dinas pertanian dan holtikultura Kabupaten Kampar mengatakan, bahwa keinginan kita untuk menuju Kampar sebagai daerah penghasil produksi komodity bawang merah sudah mendapatkan hasil.
 
Hendri Dunan menjelaskan, menuju Kabupaten kampar sebagai daerah penghasil produksi bawang merah sudah berjalan tiga tahun. Tahun pertama dan yang kedua kita masih dalam perencanaan. Namun menjalankan program yang langsung memakai dana dengan memanfaatkan dana APBN baru berjalan semenjak tahun 2015. Pada tahun 2015 yang lalu, dengan memanfaatkan dana APBN kita telah berhasil menanam sekitah 30 hakter bawang merah.
 
Bawang Merah yang kita tanam tersebar pada beberapa kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kampar. Diantaranya kecamatan Kampar kiri Desa Sungai Geringging, Kecamatan Tambang, kecamatan kampar utara dan bberapa kecamatan lainnya, ungkap Hendry.
 
Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi,Bupati Kampar H Jefry Noer bersama anggota TNI lainnya mengangkat dan memperlihatkan bawang hasil panen di lokasi RTMPE di Kubang Jaya beberapa waktu yang lalu. 
 
Pada Program pengembangan bawang merah yang kita laksanakan pada tahun 2015 yang lalu, Dengan memanfaatkan dana dari APBN, kita sudah menanam sekitar 30 hakter bawang merah. Dari hasil panennya, kita berhasil mendapatkan sekitar 145 ton bawang merah yang sudah dikeringkan.  Sehingga jika kita rata-ratakan, maka 1 hakter lahan berhasil mendapatkan sekitar 5 ton bawang merah yang sudah dikeringkan atau sekitar 8 ton bawang merah yang masih basah, ungkap hendry.
 
Kepada wartawan Hendry Dunan juga mengatakan, bahwa Hasil panen petani kita tersebut sudah banyak kita jual di pasar-pasar yang berada di wilayah Kabupaten Kampar, bahkan bawang asli Kampar  sudah sampai di Provinsi Sumatera Utara. “Saat ini Kampar sudah menjadi Daerah penghasil bawang merah di Provinsi Riau, ke depan, kita akan menuju tingkat sumatera, “ ungkap hendry Dunan.
 
Lebih lanjut Hendry Dunan mengatakan, bahwa petani bawang merah sangat memunkinkan untuk mendapatkan pendapatan ekonomi yang cukup bagus. Dari uji coba program yang kita laksanakan tersebut, pada lahan 1 hakter kita hanya membutuhkan modal sekitar Rp. 35.000.000. Modal tersebut kitya gunakan untuk, pembelian bibit sebanyak 1 ton dengan harga Rp. 25.000 per kg menjadi Rp. 25.000.000. Pengadaan pupuk dan obat-obatan sekitar Rp5-6 juta.  Dan untuk Pembelian kapur sebanyak 1 ton sekitar Rp4 juta.
 
Sementara untuk hasil panen 1 hakter lahan bawang merah, kita akan mendapatkan sekitar 5 ton bawang kering. Apabila bawang tersebut kita jual Rp. 20.000,-/kg, maka kita akan mendapatkan penghasilan sekita Rp. 100.000.000 per panen. 
 
Sekali panen kita membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. 14 hari kita manfaatkan untuk persiapan penanaman, 56 hari masa pemeliharaan dan 14 hari untuk pasca panennya.  Pada program uji coba kemaren, kita melaksanakan sistem kelompok. Setiap kelompok menanam 1 hater. Dan 1 kelompok berjumlah sepuluh orang. Melihat hasil panen yang mereka terima, maka saat ini petani bawang merah kita tersebut sudah menyenangi bahkan kecanduan untuk menanam bawang merah, ungkap Hendry Dunan.
 
Sembari melihatkan hasil panen yang dijual di pasar tani di depan kantor dinas pertanian dan holtikultura Kabupaten kampar, Hendry Dunan  menghimbau kepada para petani untuk bersungguh-sungguh dalam berusaha. Keberhasilan usaha terletak ditangan petani masing-masing. Pemerintah hanya sebatas regulasi dan pemotivasi masyarakat dalam menjalankan usahanya. Namun untuk membantu persoalan petani, Hendry dunan mengaku selalu bekerjasama dengan instansi terkait seperti PPL.
 
Sementara itu, pengamat pertanian dari Universitas Riau, Deby Kurnia beberapa waktu yang lalu mengatakan, bahwa Kabupaten Kampar merupakan daerah yang sangat potensial untuk menjadi sentra bawang merah di Provinsi Riau. karena letaknya yang strategis dan didukung dengan program andal, demikian “Selama ini saya melihat Kampar sebagai daerah yang berkonsentrasi dalam pengembangan tanaman palawija, memiliki pangsa pasar yang luas di Provinsi Riau. Karena letak strategis Kampar yang berdekatan dengan Kota Pekanbaru sebagai daerah sentral di Riau,” kata Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau, Deby Kurnia kepada pers di Pekanbaru beberapa waktu yang lalu, (***/Ro1/adv)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index