Masih Proses Ganti Rugi Lahan

TERBENGKALAI...Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Mulai Rusak Disana-sini

TERBENGKALAI...Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Mulai Rusak Disana-sini
Tol Pekanbaru-Dumai dalma tahap pembangunan
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Terhentinya proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai mengakibatkan terjadinya kerusakan disana sini. Jika tidak diatasi akan berdampak buruk
 
Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 Km yang digadang-gadang akan memperlancar arus transportasi darat Pekanbaru-Dumai dengan lama tempuh sekitar 1 jam 40 menit, kini menjadi banyak tanda tanya oleh masyarakat. 
 
Sebab proyek yang dikerjakan BUMN PT Hutama Karya (PT HK) itu kini berupa pengerasan base dan penyiraman sirtu terbengkalai begitu saja dan fisik bahu jalan tolnya mulai longsor, rusak di sana-sini akibat erosi air.
 
Misalnya, di jalan pintu masuk tol di Muara Fajar Rumbai Pekanbaru Km 17 Jumat, 21 Oktober 2016 kondisi bahu jalan tol di sana-sini mulai rusak dan longsor digerus air.
 
Memanggapi hal itu, Asisten II Setdaptov Riau Masperi menjelaskan bahwa saat ini sedang berlangsung pendataan dan proses ganti rugi lahan kepada masyarakat yang terdampak jalan tol Pekanbaru-Dumai.
 
Sementara salah seorang warga yang memiliki lahan terdampak pembangunan jalan tol itu, Herman menjelaskan bahwa lahan mereka belum juga diganti rugi seluas 2 hektare yang di atas lahannya tumbuh tanaman sawit yang menghasilkan Rp5 juta per bulan. Sementara warga lain sudah diganti rugi. Herman bertanya-tanya kapan gilirannya mendapat ganti untung yang setimpal.
 
"Kami minta ganti untung, bukan ganti rugi. Kalau bisa ganti untungnya sesuai dengan NJOP. Jangan tak sesuai NJOP," harap Herman seperti dimuat riaupos.co.
 
Berdasarkan data PT Hutama Karya (Persero), lahan yang sudah terbebas 28,125 km di seksi 1, 2 dan 3. Pada data terbaru hingga 2 Juli 2016 lalu tersebut, juga disampaikan perihal rincian lahan yang sudah terbebas.
 
Pada Seksi 1 Pekanbaru-Minas sepanjang 9 km, dari total lahan yang diperlukan seluas 86,67 hektare, lahan yang sudah terbebas mencapai 25,42 hektare atau setara dengan 2,9 km.
 
Pada Seksi 2 Minas-Petapahan sepanjang 24 km, dari total lahan yang diperlukan seluas 269,43 hektare, lahan yang sudah terbebas mencapai 81,79 hektare atau setara 7,7 km. Sementara saat ini ada juga 2,87 hektare yang terdiri dari tujuh bidang dan dana pembebasan tanahnya telah dititipkan ke pengadilan.
 
Pada Seksi 3 Petapahan-Kandis sepanjang 17 km, dari 144,22 hektare total yang diperlukan, 121,85 hektare atau setara 15,7 km sudah dibebaskan.
 
Pada Seksi 4 Kandis-Duri Selatan sepanjang 26 kilometer baru sebagian ada pembebasan lahan yang terealisasi. Saat ini sedang melakukan inventarisasi 215 bidang tanah seluas 209,3 hektare untuk selanjutnya dapat dibebaskan.
 
Pada Seksi 5 Duri Selatan-Duri Utara sepanjang 28 km juga sedang dilakukan inventarisasi pembebasan lahan. Saat ini masih proses inventarisasi 93 bidang tanah seluas 266,30 hektare.
 
Terakhir pada Seksi 6 Duri Utara-Dumai sepanjang 25 km, pembebasan lahan sudah mencapai 1,85 km atau sekitar 10,53 hektare dari total keperluan 123,54 hektare lahan yang diperlukan.
 
PT Hutama Karya sendiri bertindak selaku pengelola yang ditunjuk langsung lewat skema penugasan olah Pemerintah.
 
Dari catatan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) keperluan dana untuk memuluskan proses pembebasan lahan di Proyek Jalan Tol ini mencapai Rp974 miliar, sementara biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp9,532 triliun. Untuk urusan biaya investasi, diperkirakan keperluan totalnya mencapai Rp17,347 triliun.
 
Jalan tol yang merupakan satu dari tiga jalan tol terpanjang di rangkaian Jalan Tol Trans Sumatera ini ditargetkan bisa rampung sepenuhnya pada tahun 2019 mendatang. (R02/RPC)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index