DISOROT DEWAN SOAL SAMPAH, Ini Jawaban Kadis Kebersihan Pemkab Kampar

DISOROT DEWAN SOAL SAMPAH, Ini Jawaban Kadis Kebersihan Pemkab Kampar
BANGKINANG (RIAUSKY.COM) - Banyaknya tumpukan sampah di Bangkinang Kota dan beberapa titik di Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang dan di Kubang Jaya serta Garuda Sakti menjadi salah satu pertanyaan Komisi IV DPRD Kabupaten Kampar.
 
Hal itu diungkapkan saat menggelar hearing (rapat dengar pendapat) dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar, kemarin di ruang rapat Komisi IV DPRD Kampar.
 
Wakil Ketua Komisi IV Fahmil mengungkapkan, permasalahan sampah saat ini belum tertangani dengan baik termasuk di Kota Bangkinang. Politisi PKS tersebut bahkan mengakui tumpukan sampah juga sering terjadi di depan rumahnya dan sering terlambat diangkut petugas.
 
Tumpukan sampah juga tampak di beberapa titik di Jalan Raya Bangkinang Pekanbaru, Jalan Kubang Raya dan Garuda Sakti atau perbatasan Kecamatan Tapung dengan wilayah Pekanbaru. 
 
"Sampah sering menumpuk. Kami minta dinas intensif untuk mengatasi masalah sampah," beber Fahmil.
 
Ia menambahkan, jika sampah ini bisa dikelola dengan baik maka bisa memberikan penghasilan bagi masyarakat. Bahkan limbah dan sampah bisa menjadi bahan pembangkit listrik.
 
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar tak menampik bahwa ada beberapa titik yang sering dijadikan tempat pembuangan sampah dan adanya penumpukan sampah di Kota Bangkinang.
 
Ia menyampaikan, persoalan yang dihadapi dinas yang dipimpinnya saat ini tidak semua daerah didukung oleh petugas, sarana prasarana seperti mobil pengangkutan.  
 
"Untuk petugas, sarana prasarana seperti mobil pengangkutan hanya ada di Kota Bangkinang sampai Stanum. Itupun kondisinya sudah jelek, itu hibah dari provinsi," ucap Cokroaminoto. 
 
Menurutnya, masalah sampah di Perbatasan Rimbo Panjang-Pekanbaru, Kubang, Teratak Buluh hingga di Suram perlu diatasi. "Di Suram mobil pengangkut sampak tak ada. Kuok dan Kampa masih pakai mobil lama. Tukang sapu juga kurang," katanya.
 
Cokroaminoto mengimbau RT/RW bersama masyarakat ikut menanggulangi sampah.
 
Untuk menangangi sampah, dinas ini kata Cokro juga terkendala anggaran termasuk anggaran untuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah terbentuk. "Sejak 2015 tak ada penyuluhan karena tak ada anggaran," ulasnya.
 
"Setelah bangun fisik, kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk mengelolanya tidak ada dana. KSM di Balam Jaya Pasar Danau Bingkuang, Kualu, Kubang Jaya. Itu yang sudah ada tapi kelanjutannya itu tidak ada," terangnya.
 
Jika dana ada maka sampah bisa dibuat pupuk sehingga bernilai ekonomi.
 
Mengenai penanganan sampah di perbatasan Rimbo Panjang-Pekanbaru yang sering menjadi keluhan warga, pihaknya mengangkutnya setiap minggu.
 
"Di lokasi ini kami telah kasih papan peringatan tetapi tetap saja tak digubris," katanya. (R10/Skc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index