Sudah Puluhan Tahun, Akhirnya Warga Teluk Meranti Bisa Panen Padi

Sudah Puluhan Tahun, Akhirnya Warga Teluk Meranti Bisa Panen Padi
UPTD Dinas Pertanian Teluk Meranti, Sutrisno memimpin panen padi Perdana di Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Walaupun hujan, ia tetap semangat memanen padi di lahan seluas 20 hektar.
TELUK MERANTI (RIAUSKY.COM) – Mendung tak menyurutkan niat para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Tiga Sahabat Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan untuk panen padi perdana di lahan seluas 20 hektar. 
 
Jerih payah enam bulan lamanya terbayar sudah dengan panen yang diperkirakan mencapai 20 ton padi. 
 
Sejak pagi, rombongan Poktan Tiga Sahabat yang diketua Kari (70) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pertanian Teluk Meranti sudah bersiap-siap menuju pulau yang biasa disebut masyarakat setempat Pulau Peladang, karena memang pulau tersebut tidak berpenghuni dan diisi dengan tanaman liar serta hewan ternak milik masyarakat.
 
Alat-alat pertanian seperti sabit, cangkul, sudah diletakkan didalam kapal kayu jenis pompong. Pompong yang sudah terpasang mesin motor siap melaju ke pulau seberang. Sekitar 30 menit, rombongan sampai dan langsung berjalan sekitar 300 meter menuju lahan pertanian. 
 
Di sana sudah ada juga beberapa petani yang sejak pagi sudah berada di lokasi untuk memantau hama di lahan mereka. Sampai di ladang, mereka membentangkan tikar dan memasang tenda sederhana untuk makan siang bersama sebelum melakukan panen. 
 
Seusai makan siang bersama, Kari tidak kuasa menahan haru atas keberhasilan panen ini. Ia tak menyangka Pulau Peladang yang dulunya semak belukar akhirnya bisa dijadikan ladang pertanian dan berguna bagi masyarakat. Pembukaan lahan pertanian pun dibuka dengan cara tanpa bakar menggunakan alat berat bantuan dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). 
 
Ia bersyukur Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan tergabung dalam program Desa Bebas Api atau Free Fire Village Program (FFVP) PT RAPP karena membantu membukakan lahan tanpa bakar dan mengedukasi masyarakat jika membakar lahan adalah kegiatan yang berbahaya. 
 
“Program Desa Bebas Api ini sangat membantu. Program ini memberikan bantuan dan contoh pembukaan lahan tanpa bakar kepada masyarakat. Masyarakat menjadi tahu membuka lahan dengan cara tidak membakar pun bisa bercocok tanam, kami sangat apresiasi. Panen ini sudah kami jadwalkan sejak akhir Februari hingga awal Maret 2017 dengan perkiraan jumlah panen mencapai 20 ton,” ujarnya.
Tidak lama setelah makan siang, hujan rintik-rintik pun turun di Pulau Peladang. Hal tersebut tidak menyurutkan keinginan para petani untuk panen. 
Panen hari itu dipimpin langsung UPTD Dinas Pertanian Teluk Meranti, Sutrisno. Tanpa ragu, ia langsung menuju salah satu lahan milik masyarakat untuk memanen padi yang sudah berumur enam bulan. 
 
“Kami sebagai perwakilan pemerintah bersyukur atas bantuan dari perusahaan yang membantu masyarakat untuk membuka lahan tanpa bakar. Dengan lahan ini diharapkan bisa swasembada beras untuk Teluk Meranti. Kami berharap lahan 20 hektar ini diperlebar,” jelasnya.
 
Manajer Program Desa Bebas Api PT RAPP, Sailal Arimi juga turut serta turun untuk memanen padi di lahan tersebut. Ia mengatakan panen ini adalah hasil kerja keras para petani di Teluk Meranti. Mereka telah bersungguh-sungguh untuk menanam padi, ditambah mereka sudah mengerti jika membakar lahan tanpa bakar itu berbahaya dan dapat merusak alam.
 
Sailal Arimi mengatakan program yang berjalan sejak tahun 2013 ini telah teruji dan mampu mengurangi luasan areal kebakaran secara signifikan. 
Program Desa Bebas Api ini membangun budaya sadar bencana serta mampu membangun desa-desa yang mempunyai komitmen tinggi dalam menjaga wilayahnya dari bahaya Karhutla. Selain itu, perusahaan juga memberikan solusi untuk warga jika ingin membuka lahan tanpa membakar dengan menyediakan hand tractor di setiap desa, seperti warga Desa Teluk Meranti yang membuka lahan dengan mesin tersebut untuk menanam padi.
 
Sebelumnya, Desa Teluk Meranti telah mendapatkan reward sebanyak dua kali, masing-masing Rp 50 juta dan Rp 100 juta. Reward ini merupakan penghargaan atas keberhasilan desa menjaga daerahnya bebas dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). (Rls)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index