'Gugup' Batam Terpuruk, Gubernur Kepri Ajak Pengusaha Beralih ke Pertanian dan Maritim

'Gugup' Batam Terpuruk, Gubernur Kepri Ajak Pengusaha Beralih ke Pertanian dan Maritim
Geliat industri selama ini menghidupi Kota Batam. Namun kini aktivitas usaha dan perekonomian melambat dan menimbulkan kecemasan.

TANJUNGPINANG (RIAUSKY.COM)- Gubernur Kepri Nurdin Basirun meminta pengusaha di Kepulauan Riau beralih ke industri pertanian dan maritim. Pasalnya, industri di Batam tak lagi menjanjikan.

Nurdin mengatakan, Batam selama ini banyak tergantung kepada para pemodal asing, sehingga saat terjadi resesi ekonomi, dampak yang dirasakan cukup telak. Ekonomi Kepri khususnya Batam terpuruk

”Kita bisa mengandalkan pertanian dan perikanan, parawisata. Kabupaten/kota di Kepri punya keunggulan masing-masing," ujar Nurdin dalam acara pelepasan ekspedisi layanan kas keliling ke pulau terluar Selasa (8/8/2017). 

Menurut Nurdin, daerah seperti Karimun dan Lingga, berpotensi dikembangkan menjadi lahan pertanian, sedangkan Natuna di bidang perikanan atau kemaritiman.

“Ikan dari negara lain kalah. Di Vietnam ada ikan-ikan. Itu dari mana ikannya? Kalau saya lihat, itu ikan dari laut saya. Cuma tidak ada KTP aja ikan itu," kata dia menggambarkan kondisi perikanan di Kepulauan Riau.

Dalam acara tersebut tampak hadir Kepala Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra serta Danlantamal IV Tanjungpinang R Eko Suyanto.

Nurdin mengatakan, banyak potensi-potensi lain di Kepulauan Riau yang belum tergarap. Terutama di bidang kemaritiman dan pertanian. “Jangan terlalu berharap kepada Batam, kita bisa mengandalkan pertanian, perikanan dan pariwisata,” ujar Nurdin.

Nurdin menanggapi perekonomian Kepri yang melambat hingga hanya tumbuh 1,52 persen pada semester I tahun 2017. Atau hanya tumbuh 1,16 persen pada triwulan kedua tahun ini. Sementara potensi Kepri untuk maju diakui cukup besar. Terlebih pasar negara asing cukup besar.

"Saya bersedih, pertumbuhan yang lambat. Padahal lihat ke kanan, potensi uang semua. Ada mungkin tembok (birokrasi) yang menghambat. Bekerja lambat dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang. Itu kita benahi," katanya.

Nurdin pun memberikan anekdot prinsip lampu pijar. “Kalau lampu pijar bisa menerangi, kenapa kita tidak kena. Tembok-tembok itulah mungkin yang harus kita robohkan. Ini potensi uang semua pak," kata Nurdin ke wartawan.

Ia pun mengaku sedih dengan pertumbuhan ekonomi Kepri, yang hanya 1,16 persen pada triwulan terakhir ini. Sementara potensi Kepri dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi diakui cukup besar. Ditunding, tembok birokrasi salah satu yang membuat perlambatan perkembangan industri.(R-02)

Sumber Berita: batamnews

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index