Wako Firdaus Bantah Ada Defisit Anggaran Rp1 Triliun di APBD 2015

Wako Firdaus Bantah Ada Defisit Anggaran Rp1 Triliun di APBD 2015
Dr Firdaus, ST, MT

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - DPRD Kota Pekanbaru menerima informasi bahwa pada anggaran 2015 kemarin, Pemko Pekanbaru mengalami defisit. Pemko Pekanbaru dikabarkan berhutang kepada pihak ketiga dan tidak tercapainya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekanbaru. 

 
"Sehubungan dengan perjalanan APBD 2016 yang sudah disahkan oleh DPRD kota Pekanbaru bersama Pemko Pekanbaru dan sudah dilakukan evaluasi oleh gubernur, namun di dalam perjalanan ada defisit pendapatan, salah satunya berkurangnya anggaran DBH dari pusat, DAK serta tidak tercapainya PAD," kata Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Herwan Nasri, Rabu (10/2) lalu.
 
Menurut informasi yang diterima DPRD, walaupun info belum resmi, ada terjadi rasionalnalisasi anggaran oleh Pemko Pekanbaru yang mencapai 20 hingga 25 Persen tahun 2016 namun DPRD tidak pernah diberitahu.
 
Pemko juga dipersilahkan membuat draf perubahan APBD tersebut, tetapi sampaikan persoalan ini ke DPRD kota Pekanbaru untuk dbahas bersama. "Mana anggaran yang dicoret, rasionalisasi atau ditambah harus ada persetujuan DPRD Kota Pekanbaru," ungkap Herwan lagi.
 
DPRD, kata Herwan, tidak ingin berpolemik dan jangan ada kepentingan tertentu, termasuk informasi yang didengar masalah hutang Pemko dengan pihak kedua dan ketiga tentang kurangnya anggaran 2015. 
 
"Tentu kita dari lembaga ini ingin tahu persoalan ini dan dimana masalahnya, sebab ABPD 2016 sudah kita sahkan bersama. Tapi sekarang kok masih ada hutang dan defisit hingga mencapai Rp800 miliar hingga Rp1 triliun," ujarnya.
 
Jika memang ini terjadi, tambah Herwan, tentu DPRD ingin bahas bersama, termasuk masalah hutang yang harus dibayarkan dan termasuk juga masalah proyek multiyears yang sudah ada MoU-nya. 
 
Menanggapi hal ini wali kota Pekanbaru Dr Firdaus ST MT membantah perihal defisit anggaran tahun 2015 lalu. Dengan nada setengah tyerkejut beliau heran, apalagi defisit anggaran sampai Rp 1 triliun.
 
"Tidak benar itu kita defisit. Apalagi sampai Rp 1 triliun. Kalau begitu tak mungkinlah pembangunan dan pekerjaan baik fisik dan non fisik bisa berjalan," ujarnya membantah. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index