BPBD Rohul: Kami Selalu Berada di Barisan Terdepan Saat Terjadi Bencana

BPBD Rohul: Kami Selalu Berada di Barisan Terdepan Saat Terjadi Bencana
Aceng Herdiana

PASIRPANGARAIAN (RIAUSKY.COM) - Memasuki Musim Pancaroba, dan mengantisipasi terjadinya Kebakaran lahan dan Hutan (Karlahut), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hulu (Rohul) Aceng Herdiana, telah melakukan persiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi Karlahut yang ada di Rohul.

 
Ia menambahakan, saat ini pihaknya, sudah berkoordinasi dengan Provinsi dan pusat. Untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana asap akibat Karlahut di Rohul.
 
"Kami harus selalu berada di barisan terdepan saat terjadi bencana.‎ Untuk itulah, kita terus melakukan koordinasi baik dengan pihak TNI, Polres, dan relawan kita. Untuk terus memantau tindakan yang dapat memicu terjadinya karlahut," katanya, Jumat, 11 Maret 2016.
 
Lebih lanjut dijelaskanya, dengan adanya koordinasi dengan semua pihak, dan relawan, diharapkan sosialisasi dan antisipasi karlahut di Rohul bisa berjalan dengan baik dan benar. Sehingga titik api di Rohul akan Zero. 
 
Melihat dan berkaca pada tahun sebelumnya (2015) lalu, di Rohul sendiri sangat minim titik api. Walaupun begitu dirinya tetap melakukan antisipasi agar tidak terjadi karlahut.
 
Aceng mengungkapkan, BPBD sendiri sangat siap dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana asap yang ada di Rohul. Dengan adanya kerjasama semua pihak, karlahut bisa diantisipasi.
 
Untuk perlengkapan dalam menanggulangi Karlahut, BPBD Rohul memiliki Mobil pemadam sebanyak enam unit. Jika dilihat dari luasnya kabupaten Rohul tentunya, peralatan Mobil pemadan masih minim. Namun hal itu bukan alasan. Pihaknya akan selalu tanggap, tangkas, dan tangguh, dalam suatu bencana.
 
Di Rohul sendiri ada tujuh kecamatan yang rawan Karlahut, yakni, Rambah, Rambah Samo, Rokan IV koto, Tandun, Kabun, Kepenuhan dan Bonai Darusalam.
 
Saat ditanya, apa kesulitan yang dihadapi pihaknya saat melakukan pemadaman jika terjadi titik api, dirinya mengungkapkan, akses jalan merupakan kesulitan yang paling utama saat bencana terjadi. Seperti akses jalan yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan Roda dua dan empat. 
 
"Kalau jalannya tidak bisa dilalui oleh kendaraan, tentunya kita sulit untuk melakukan pemadaman. Seperti di atas bukit, peralatan pun hanya seadanya," imbuhnya.
 
Aceng menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, untuk bisa mejaga lingkungan di sekitarnya, jangan membuka lahan dengan cara membakarnya, pasalnya sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bencana asap.
 
Dilain topik, dirinya mengaku, di 2016. Pihaknya mendapat bantuan keuangan (Bankue) dari pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp 1,4 miliar.
 
"Bantuan ini nantinya akan digunakan untuk pengadaan peralatan pemadam. Sehigga kita bisa melengkapi apa yang masih kurang," pungkasnya. (Advertorial/R19)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index