PETANI UNTUNG BESAR, Menjelang April, Harga TBS Sawit di Riau Naik Rp128,03 Per Kilogram

PETANI UNTUNG BESAR, Menjelang April, Harga TBS Sawit di Riau Naik Rp128,03 Per Kilogram
Ilustrasi CPO
PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Harga crude palm oil (CPO) kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada pekanter akhir Maret ini. Rata-rata kenaikan yakni sebesar Rp128,03 per kilogram.
 
Kenaikan harga tersebut disebabkan menipisnya persediaan CPO Malaysia karena musim kering di beberapa wilayah disebabkan El Nino. Bahkan, kecenderungan memburuknya pasokan CPO Malaysia ini diperkirakan juga masih akan melanjutkan trens positif harga CPO Indonesia  untuk kwartal berikutnya. 
 
Kepada wartawan, Sekretaris Penetapan Harga TBS, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Rusdi, menyebutkan tren kenaikan harga CPO ini memang sebuah lonjakan yang cukup besar. Namun itu dikarenakan berkurangnya produksi di Malaysia yang tidak terduga. 
 
''Beberapa kawasan di Malaysia yang selama ini menjadi penghasil CPO mengalami kekeringan yang diperkirakan masih akan berlangsung cukup lama. Hal tersebut berpengaruh terhadap jumpah produksi dan ketersediaan stok CPO. Namun, situasi ini menguntungkan karena terjadi kenaikan terhadap harga,'' ungkap dia. 
 
Kondisi sama tidak baiknya juga terjadi untuk produksi kedelai sebagai alternatif penggunaan minyak nabati untuk kebutuhan industri. ''Serangan penyakit menyebabkan produksi menurun, di Amerika Serikat. Mudah-mudahan tren ini positif untuk petani di Riau sebagai daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia dewasa ini,'' kata Rusdi. 
 
Sementara itu, dilansir dari bisnis, pada penutupan perdagangan Bursa Malaysia Senin, 28 Maret 2016 kemarin, harga CPO untuk kontrak Juni 2016 naik 35 poin menjadi 2.578 ringgit per ton. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak Maret 2014.
 
Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry menuturkan serangan cuaca El Nino telah mengancam keberlangsungan tanaman kelapa sawit di Negeri Jiran. Oleh karena itu, produksi minyak kelapa sawit atau CPO produsen kedua terbesar di dunia itu bakal merosot 1,5 juta ton sepanjang tahun ini yang berakhir September 2016.
 
Namun, sambungnya, produksi CPO Malaysia bisa berkurang hingga 2 juta ton atau mencapai level 19 juta ton. Sementara Indonesia sebagai pemasok terbesar di dunia bakal menghasilkan sekitar 31 juta ton.
 
Pengurangan produksi CPO sebagai bahan baku makanan, kosmetik, dan bahan bakar nabati membuat harga pada bulan ini mencapai titik tertinggi dalam dua tahun terakhir. Adapun dalam dua dekade ke belakang, El Nino menghambat penanaman kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia yang memasok 86% suplai dunia.(R01/i)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index