Miris...Berjarak 1 Km dari Perkantoran Mewah Pemko, Siswa di SD Ini Belajar di Ruangan Tanpa Dinding

Miris...Berjarak 1 Km dari Perkantoran Mewah Pemko, Siswa di SD Ini Belajar di Ruangan Tanpa Dinding
Zulfan Hafiz saat berkunjung ke SD Negeri 135 Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Sungguh memprihatinkan, Kata tersebut pantas diucapkan saat Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulfan Hafis ST, meninjau kondisi SD Negeri 135 yang berada di Jalan Badak Ujung, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, Rabu, 30 Maret 2016.

 
Bagaimana tidak, SD yang dibangun tahun 2010 dan berjarak 1 Kilometer dari pusat perkantoran Tenayan Raya tersebut, nyaris seperti bangunan keropos. Miris dan tidak layak untuk ditempati sebagai fasilitas belajar. SD berukuran 8X5 meter yang terdiri dari dua ruangan belajar itu, hanya terpancang kayu tanpa dinding bangunan.
 
Kondisi atap dilapisi seng seadanya. Kursi dan meja belajar juga terlihat rapuh dan keropos. Di papan nama depan tertulis, 'Pemerintah Kota Pekanbaru Dinas Pendidikan SD Negeri 135 Pekanbaru Kelas Jauh SD Marginal Pokjar Cerdas II'.
 
“Beginilah pak kondisinya. Awalnya ruangan kelas belajar tempat bedeng,” kata Oki Oktarina, salah seorang Guru di SD Negeri 135 Pekanbaru, saat menyampaikan keluhannya di hadapan Zulfan Hafis.
 
Disebutkan Oki, SD tersebut dibangun tahun 2010. Terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 80 orang. Oki dan suaminya Rendi, adalah guru bantu di SD Negeri 135 Pekanbaru. Terkadang banyak rintangan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
 
“Ular disini memang banyak, tapi tidak ada yang sampai naik. Namanya juga perkebunan sawit,” ungkapnya.
 
Meskipun mengajar di SD, dia menyebut bahwa honor yang diterimanya per dua bulan sebesar Rp1.925.000 ribu, dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau, bukan dari Pemko Pekanbaru.
 
“Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru tidak pegang marginal, dulu siswa disini, berjumlah 16 orang. Kami dulunya mencari murid door to door. Bagi kami yang penting anak-anak harus semangat belajar dan jangan ada anak sampai putus sekolah,” ucap Oki didampingi suaminya.
 
Usai berkunjung di SD Negeri 135 Kota Pekanbaru, Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulfan Hafis menyesalkan tidak adanya perhatian dari Pemko Pekanbaru di bidang pendidikan. Karena di bidang pendidikan, Pemko Pekanbaru hanya terkosentrasi di pusat perkotaan dan tidak menyentuh di daerah pinggiran.
 
“Ternyata kondisi bangunan sekolah ini sangat memprihatinkan sekali. Lebih bagus kandang ayam daripada ruangan belajar ini. Apa ini dinamakan kota metropolitan. Pemko jangan fokus di kota saja, kalau anggaran di kota habis hanya untuk Multiyears, kan bisa minta bantuan di Provinsi,” tegasnya.
 
Politisi dari Partai NasDem itu juga mendesak agar pembangunan SD Negeri 135 harus menjadi skala prioritas dan diperhatikan serta dianggarkan di APBD Perubahan.
 
“Minimal anggaran nanti difokuskan untuk pembelian lahan terlebih dahulu, kalau hal ini tidak dilakukan berarti pemko tidak serius di sektor pendidikan,” cetusnya.
 
Bicara soal Pendidikan, Zulfan mengungkapkan bahwa jangan ada perbedaan antara kaya dan miskin.
 
“Jangan bicara marginal, dan jangan dibeda-bedakan orang miskin dengan orang kaya. Kalau tidak mampu jangan jadi pemerintah. Tugas pemerintah itu mensejahterakan rakyat. Pendidikan inilah adalah salah satunya,” pungkasnya. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index