April 2016, Riau Alami Deflasi Riau 1,10 Persen

April 2016, Riau Alami Deflasi Riau 1,10 Persen
Mawardi Arsyad
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau merilis perkembangan indeks harga konsumen (Inflasi/deflasi) di Riau, sepanjang bulan April 2016 Riau mengalami deflasi 1,10 persen. 
 
Untuk itu, inflasi tersebut terjadi pada kelompok bahan makanan penyumbang deflasi sebesar 3,67 persen atau terjadi penurunan indeks harga dari 132,10 pada Maret 2016 menjadi 127,26 pada Aril 2016.
 
Indek Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi atau deflasi ditingkat konsumen di daerah perkotaan. 
 
Sedangkan pantauan BPS Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan pada April 2016, Riau terjadi deflasi 1,10 persen atau terjadi penurunan IHK dan tingkat deplasi tahun kelender sebesar 0,65 persen sementara tingkat inplasi tahun ke tahun/year on year sebesar 2,53 persen.
 
Dari tiga kota IHK di Provinis Riau, semuanya mengalami deflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar 1,26 persen, Dumai 0,64 persen dan Tembilahan 0,37 persen.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsyad mengatakan, terjadinya inflasi di Riau bulan April 2016, karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada empat kelompok pengeluaran, dengan deflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 3,67 persen dengan andil 0,87 persen. Selanjutnya, Komuditas utama yang mengalami deflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok cabai merah, besar, daging ayam ras, telor ayam ras, dan yang lainnya.
 
"Kelompok pengeluaran transpor, kominikasi dan jasa keuangan 1,73 persen dengan andil 0,29 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar 0,26 persen dan andil 0,06 persen. Kelompok inflasi yaitu kelompok makanan jadi, munuman, rokok dan tembakau 0,54 persen dengan andil 0,10 persen," katanya. Senin (2/5).
 
Selanjutnya, Mawardi menjelaskan, untuk inflasi di Provinsi Riau menurut kelompok pengeluaran pada bulan April 2016 terjadi pada kelompok makanan yangf mengalami deflasi sebesar 3,67 persen atau terjadi penurunan indeks harga dari 132,10 pada Maret 2016 menjadi 127,26 pada April 2016. Sedangkan tingkat deflasi tahun kelender sebesar 2,23 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 5,00 persen.
 
"Adapun deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,79 persen diikuti oleh Bukit Tinggi sebesar 1,59 persen, dan Jambi 1,45 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,12 persen dan Meulaboh sebesar 0,14 persen," ungkapnya.
 
Sementara itu, Kolompok traspor, Kemunikasi dan jasa keuangan pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 1,73 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,81 pada Maret 2016 menajdi 118,73 pada April 2016. Untuk itu, di tingkat deflasi tahun kelender sebesar 2,95 persen dan tingkat deflasi tahun ke tahun sebesar 1,41 persen.
 
"Dari empat subkelompok tersebut dalam kelompok ini hanya satu subkelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok trasportasi sebesar 2,86 persen," tutup Mawardi. (R11)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index