TERUNGKAP...Ada Puluhan Spesies Langka Ditemukan di Semenanjung Kampar Riau

TERUNGKAP...Ada Puluhan Spesies Langka Ditemukan di Semenanjung Kampar Riau
Ilustrasi
JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Hamparan hutan gambut yang ada di Riau ternyata banyak menyimpan 'harta karun' yang tak ternilai harganya. 
 
Dari penelitian yang dilakukan lembaga konservasi alam Fauna & Flora International (FFI) bersama tim ekologi Restorasi Ekosistem Riau (RER), ditemukan 44 spesies langka di tiga wilayah konsesi RER di Semenanjung Kampar.
 
"Sebelumnya hanya ada sedikit catatan tentang kekayaan hutan gambut di Semenanjung Kampar itu, makanya kami bekerja sama untuk melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati, terutama spesies yang endemik di ekosistem gambut," jelas Director of External Affairs Restorasi Ekosistem Riau (RER), Nyoman Iswarayoga seperti dimuat detikcom.
 
Penelitian yang dimulai sejak Mei hingga Desember 2015 menyebutkan dari 549 spesies di dalam hutan, terdapat 44 spesies langka yang berasal dari kategori mamalia, tumbuhan, burung, amfibi, dan reptil. 
 
44 spesies langka ini masuk ke dalam daftar merah (red list species) oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan kategori Critical Endangered (kritis), Endangered (terancam punah), dan Vulnerable (rentan). 
 
Inventarisir spesies langka yang mulai dilakukan sejak Mei hingga Desember 2015 juga menemukan sebanyak 5 spesies tergolong kritis, 14 terancam punah, dan 25 lainnya rentan. 
 
Spesies hewan langka yang masuk ke dalam golongan kritis di antaranya adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan trenggiling (Sunda Pangolin Manis) yang populasinya menurun karena bagian tubuhnya sering diperdagangkan. Selain itu ada juga tuntong laut (Batagur borneoensis) yang telurnya sering dicuri manusia. 
 
Sementara tanaman langka yang ditemukan adalah Meranti Bakau dan Resak Paya. Keduanya sering ditebang karena kayunya berharga. Hasil penelitian itu didapat setelah tim masuk ke hutan, melakukan pemantauan satwa melalui kamera trap, serta operasi pengelolaan ekosistem.
 

Berita Lainnya

Index