Ungkap Pembunuh Ella Nurhayati, Polisi Libatkan Psikiater Kembaran Kak Seto

Ungkap Pembunuh Ella Nurhayati, Polisi Libatkan Psikiater Kembaran Kak Seto
Ella Nurhayati

RIAUSKY.COM - Polisi mulai menemukan titik terang terkait dalang pembunuhan sadis karyawati perbankan Ella Nurhayati (42). Belasan orang sudah diperiksa termasuk saksi-saksi ahli.

Kasatreskrim Polres Cimahi Niko N. Adiputra mengatakan empat dari belasan saksi merupakan ahli bidang psikiater. Sebab, sambung dia, salah satu saksi MA (16) yang tak lain anak Ella, berkebutuhan khusus.

"Tentunya, ahli yang kami mintai keterangan adalah ahli yang berbeda berkaitan dengan pemeriksaan di mana 15 orang saksi yang ada, salah satu saksi adalah anak berkebutuhan khusus sehingga ahli yang kami hadirkan dari psikiater kemudian dari kejiwaannya sendiri," kata Niko di Mapolres Cimahi, Kamis (20/9/2018) seperti dilansir Detikcom.

Di antara sejumlah saksi ahli yang dihadirkan, ada psikiater dr Kresno Mulyadi yang tak lain kembaran Kak Seto. Kresno dimintai keterangannya mengenai prilaku anak berkebutuhan khusus.

Pembunuh Ella diduga mengarah kepada orang terdekat. Saat kejadian, Ella berada di rumah dengan anak semata wayangnya tersebut. Anaknya selama ini tinggal dengan mantan suami Ella. Hanya saat libur diantar ke rumah Ella.

"Diduga pelaku sudah mengarah ke orang terdekat. Orang terdekat satu-satunya adalah saksi kunci," tutur dia.

Dugaan ini diperkuat dengan keterangan tiga orang saksi yang melihat MA ke luar pintu rumah depan dengan tangan berlumuran darah sambil memegang pisau. Warga menghampiri rumah itu karena mendengar teriakan MA.

Polisi juga menemukan bekas cakaran di tangan sebelah kanan dan kiri MA. "Sebelah kanan ada satu merah panjang, sebelah kiri juga ada satu merah panjang dan ada yang kecil satu," jelas Niko.

Sementara itu, usai diperiksa, ia menjelaskan bahwa individu dengan kebutuhan khusus pada intinya memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. "Karena pada dasarnya pada individu autistik, mereka mengalami gangguan dalam berkomunikasi, yang mungkin bisa tapi kualitasnya tidak optimal," jelas Kresno.

Lebih lanjut Kresno menerangkan, autistik bisa dibagi ke dalam tiga sektor yaitu ringan, sedang, hingga berat. Bagi penyandang autistik berat, biasanya mereka sama sekali tidak mampu berkomunikasi.

Selain mempunyai masalah dalam berkomunikasi, sambung Kresno, para penyandang autistik mempunyai masalah dalam hal bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, penyandang autistik pun bermasalah dalam mengatur emosi.

"Ada labilitas emosi, misalnya cepat marah dan gampang cemas yang berkaitan dengan emosi yang bisa disertai dengan tindakan agresivitas, seperti memukul, menggigit, dan melempar. Kasus-kasus tertentu bisa terjadi menggunakan apa yang dipegang, gunting, pisau, dan sebagainya," ungkap Kresno.

Kresno mengatakan, individu dengan gejala autistik bisa memunculkan emosinya yang labil karena berbagai pemicu, misalnya ketersinggungan yang menimbulkan semacam balas dendam.

Oleh sebab itu, Kresno menegaskan, individu autistik mesti mendapat perhatian khusus dan jangan diabaikan. Jika sudah menunjukkan adanya gejala, sebaiknya dikonsultasikan dengan orang-orang yang memang ahli di bidangnya, seperti neurolog maupun dokter spesialis anak.

"Ketika sendiri tidak ada individu lain, kemudian juga tempatnya sepi, sekitarnya juga senjata tajam ada, ini yang kita harus harus hati-hati jangan mengabaikan kemungkinan terjadinya tindak-tindak kekerasan yang berakibat fatal," sambung saudara kembar Kak Seto ini.

Kresno pun mengungkapkan, bahwa terapi dan obat yang diberikan bagi individu autistik mesti berjalan dengan beriringan.

"Beberapa bentuk terapi tadi tergantung pada gejala-gejala yang ada di awalnya seperti apa," pungkas Kresno. (R02)

Listrik Indonesia

#Pegawai BRI Bandung Ella Nurhayati Tewas Dibunuh

Index

Berita Lainnya

Index