KEREN...Modal Sewa Lahan 1,2 Hektare, Perempuan Cantik Ini Raup Rp100 Juta dari Cabai

KEREN...Modal Sewa Lahan  1,2 Hektare, Perempuan Cantik Ini Raup Rp100 Juta dari Cabai
Nur Hashirah dan cabai yang ditanamnya.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Ibu 2 anak ini pilih keluar dari pekerjaanya dan menanam cabai.  Walau tanpa pengalaman, ia berhasil meraup penghasilan Rp 100 juta rupiah dalam 5 bulan dari jualan cabai.

Dilansir Harian Metro (2/11/2018), Nur Hashirah mengundurkan diri dari sebuah perusahaan swasta tiga tahun yang lalu. 

Ia memberanikan diri untuk terjun ke bisnis cabai. Awalnya ia melihat salah satu temannya yang menjalankan perkebunan cabai di Kluang, Malaysia dan mendapat penghasilan yang lumayan. 

Tanpa pikir panjang, wanita yang kini berusia 38 tahun itu akhirnya memutuskan untuk membangun kebun cabainya sendiri. Langkah Nur juga mendapat dukungan dari keluarganya. 

"Meskipun saya tidak memiliki pengalaman dalam hal bisnis, saya tidak ragu untuk keluar dari pekerjaan saya. Bahkan saudara-saudara saya, terlebih kakak laki-laki saya sangat mendukung keputusan saya," ungkap Nur Hashirah.

Dimulai dengan membeli sebidang tanah seluas 1.2 hektar, wanita asal Negeri Jiran itu mampu menanam ribuan bibit cabai. 

"Saya belajar teknik penyemaian dari Pertubuhan Peladang Kawasan Kuala Langat sebelum menyewa sebidang tanah seluas 1,2 hektar di Bukit Pelanduk. Lalu saya membayar sebesar RM24.000 (Rp 86 juta) untuk beberapa peralatan fertigasi dan membeli sebanyak 2.000 bibit cabai, " jelasnya. 

Kemudian ia membeli sebanyak 4.000 bibit cabai lagi. Sehingga ia memiki sebanyak 6.000 bibit cabai. Seluruh cabai itu ia tanam di perkebunan wilayah Bukit Pelanduk, Port Dickson, Negeri Sembilan. 

"Setiap hari, saya pergi ke perkebunan untuk memeriksa cabai yang ditanam. Saya memilih cabai karena mudah dirawat dan tidak membutuhkan banyak tenaga jika menggunakan teknologi modern," terang ibu dua anak itu.

"Dengan sistem fertigasi di tempat, saya tidak perlu melakukan pembajakan, penyiangan atau pun pestisida ke tanaman. Selain itu, sistem irigasi modern membuat saya terhindar dari banyak masalah. Saya hanya perlu memasang timer ke sistem pasokan air dan (alat itu) secara otomatis akan memasok air sesuai dengan waktu yang ditentukan, " tambahnya. 

Tak butuh waktu lama, lima bulan setelahnya cabai yang ia tanam siap dipanen. Ia berhasil mendapat hampir 5 ton cabai dari 2.000 bibit cabai yang ia tanam. Dengan menjual hasil panennya, ia berhasil meraih pendapatan sebesar RM 30.000 (Rp 107.7 juta). Pendapatan tersebut cukup fantastis bagi single mother itu.

Hal itu memicu semangatnya untuk kembali menanam cabai. "Bekerja di bawah sinar matahari atau pun hujan tidak masalah bagi saya karena saya termotivasi. Saya tidak akan melihat kebelakang karena saya melakukan ini sebagai mata pencaharian saya," pungkasnya. 

Saat ini, tak hanya cabai yang ditanam Nur Hashirah. Ia juga menanam mentimun dan rockmelon sebagai langkahnya untuk mengikuti permintaan pasar di Malaysia.(R03) 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index