PRIHATIN, Akibat Jalan Rusak Parah, Dua Hari, Jenazah Warga Baru Bisa Dimakamkan

PRIHATIN, Akibat Jalan Rusak Parah, Dua Hari, Jenazah Warga Baru Bisa Dimakamkan
Mobil jenazah terperosok di kubangan lumpur selama puluhan jam di Kampar Kiri Hulu.

BANGKINANG (RIAUSKY.COM)- Curah hujan yang tinggi  di Riau tak saja menyebabkan banjiri di sejumlah wilayah di Riau. 

Di Kabupaten Kampar, tepatnya di pelosok Kampar Kiri dan Kampar Kiri Hulu, Hujan lebat selama beberapa hari terakhir menyebabkan ruas jalan yang sudah hancur akibat tanah merah yang lunak menjadi semakin lunak dan tak bisa dilalui. 

Sejauh ini, masyarakat sudah mulai mengeluhkan kondisi ketersediaan bahan makanan yang semakin sulit, karena minimnya pasokan.

Ruas jalan yang melintasi 18 desa di kawasan tersebut rusak parah dan tidak memungkinkan untuk bisa dilintasi baik kendaraan roda dua maupun roda empat. 

Salah satu kasus yang sempat membuat warga bnar-benar prihatin adalah ketika  baru-baru ini, mobil pengantar jenazah terjebak di jalan berlumpur.

Mobil tersebut tidak bisa melintas selama berpuluh jam hingga akhirnya, mayat warga yang meninggal harus terlambat sampai di rumah keluarga.

Ini dikemukakan Kepala Desa Tanjung Karang Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Busrianto, Ahad (11/11/2018).

"Mobil pengantar jenazah terpaksa ditarik menggunakan truk dan alat berat untuk bisa keluar dari lumpur," ujar Busrianto.

Mobil jenazah sempat tertahan satu hari di jalan baru sampai di rumah duka.

Akibatnya, jenazah warga setempat baru bisa dikebumikan dua hari setelah meninggal.

Menurut dia, sulitnya akses dirasakan masyarakat di 18 desa di jalur Kampar Kiri ke Kampar Kiri Hulu sampai perbatasan dengan Sumatera Barat.

"Masalah mendapatkan bahan makanan paling utama," kata Busrianto.

Selain sulit didapatkan, harga bahan makanan juga membumbung tinggi.

Ini dikarenakan pedagang butuh waktu dan biaya di perjalanan untuk membawa bahan makanan ke desa-desa.

‎Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Muhammad Yasir mengaku belum menerima laporan tentang kerawanan pangan di daerah sulit.

Sejauh ini, pihaknya baru menerima laporan tentang kenaikan debit sungai sejak curah hujan tinggi.

Yasir mengatakan, jika keluhan masyarakat karena jalan rusak, sebaiknya dilaporkan kepada instansi terkait. Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. "Kalau jalan rusak, itu wewenang PUPR," katanya.(CR6)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index