Tragis! 2 WNI Tewas Tenggelam di Jepang Usai Guling Babi

Tragis! 2 WNI Tewas Tenggelam di Jepang  Usai Guling Babi
I Wayan Ada

RIAUSKY.COM - Dua warga negara Indonesia (WNI) tewas tenggelam di Sungai Warashina Perfektur Shizuoka, Jepang, Minggu (4/8) lalu.

Kedua tenaga kerja Indonesia (TKI) itu yakni I Wayan Ada (22) dan I Wayan Ariana (20), warga Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

I Wayan Ada beralamat di Banjar Pempatan, Desa Pempatan dan I Wayan Ariana berasal dari Banjar Waringin, Desa Pempatan. Jenazah kedua remaja tersebut masih di Jepang.

Jenazah kedua remaja tersebut masih di Jepang dan sedang dalam proses pemulangan ke Indonesia.

“Mungkin Kamis atau Jumat jenazah tiba di Bali. Mudah-mudahan proses pemulangan berjalan lancar,” ujar I Wayan Wendra Ariawa, salah satu keluarga korban Wayan Ada seperti dilansir dari Bali Express (Jawa Pos Group/Pojoksatu.id), Senin (5/8) malam.

Berdasarkan keterangan agen yang memberangkatkannya, tutur Wendra, kedua pemuda tersebut meninggal dunia saat mandi. Selain dua korban, satu lagi rekannya asal Bebandem, Karangasem ikut ke sungai.

Awalnya Ariana yang mandi. Tak berselang lama, Ariana melambaikan tangan diduga minta pertolongan. Melihat hal itu, Wayan Ada nyebur ke sungai untuk menolong.

“Mungkin sungainya dalam dengan air deras, jadi keduanya tenggelam. Temannya yang dari Bebandem minta pertolongan. Itu informasi dari agen,” ujar Wendra.

Setahu Wendra, Wayan Ada memang tidak bisa berenang.

Wayan Ada, di mata keluarganya, merupakan sosok yang kalem, sopan dan dikenal ulet bekerja.

Wendra tahu betul sosok Wayan Ada karena selain merupakan anak dari sepupunya, ia juga pernah tinggal bersama di rumahnya sejak SD kelas 5 hingga SMK kelas X SMK Giri Pendawa, Rendang.

“Dia sekolah sambil bekerja. Bekal sekolahnya dari hasilnya sendiri,” jelas Wendra.

Pun demikian, saat bekerja di lahan pertanian di Jepang, Wayan Ada merupakan sosok yang bertanggung jawab. Dia menyadari kondisi keluarganya. Ayahnya, I Wayan Parsa hanya sopir truk dengan penghasilan paspasan. Sedangkan ibu kandungnya sudah meninggal.

Mulai bekerja di Jepang sekitar Januari 2018, Wayan Ada sudah sempat transfer uang untuk ayahnya. Bahkan bisa mencicil truk dengan uang muka dari Wayan Ada.

“Dulu maburuh nyopir truk. Sekarang sudah bisa beli. Uang muka dari hasil kerja di Jepang,” ungkap pria yang juga kepala Bidang Keswadayaan dan Lembaga Kemasyarakatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Karangasem itu.

Selama bekerja di Jepang, Wayan Ada termasuk sering komunikasi dengan keluarganya.

Sejak berangkat Januari 2018, dia belum pernah pulang. Sesuai kontrak kerja, dijadwalkan pulang Januari 2021. Wayan Ada biasa komunikasi lewat aplikasi elektronik whatsapp (WA). Dia juga aktif main media sosial (medsos) Facebook (FB). Sehingga pihak keluarga bisa update kegiatannya di negara Matahari Terbit itu.

Termasuk beberapa saat sebelum tenggelam, lanjut Wendra, juga sempat live di FB. Wayan Ada bikin babi guling bersama korban Ariana dan beberapa rekannya dari Bali. Mereka bisa santai karena kebetulan hari libur.

“Katanya habis nguling, mandi ke sungai karena panas,” tandas Wendra.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karangasem I Nyoman Suradnya mengaku belum mendapat informasi ada warga Karangasem meninggal tenggelam di Jepang.

“Hah, di mana? Saya belum dapat informasi,” ujar Suradnya, saat dihubungi semalam. “Dari mana asalnya? Saya akan cek dulu,” lanjutnya. (R03)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index