Setelah Harimau di Kampar, Kini Warga Mandau Dihebohkan Kemunculan Gajah dan Anaknya

Setelah Harimau di Kampar, Kini Warga Mandau Dihebohkan Kemunculan Gajah dan Anaknya
Seekor induk gajah sumatera yang diberi nama Seruni terlihat bersama seekor anaknya di tepi jalan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (3/12/2019).@Facebook Hermanto Pratap

MANDAU (RIAUSKY.COM) - Belum hilang kehebohan kemunculan harimau di perbatasan Pekanbaru-Kampar, warga dibuat heboh dengan penampakan seekor induk gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) bersama anaknya yang berjalan di tepi jalan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

"Dua gajah itu berjalan dengan santai di tepi jalan. Sepertinya itu induk dan anaknya," kata Agung, 50 tahun, ketika dihubungi.

Gajah sumatera yang merupakan satwa langka dan dilindungi itu terlihat berada di belukar sebelum akhirnya naik ke jalan aspal. Warga setempat juga sempat mengabadikan kejadian langka itu dengan gawai mereka.

Video gajah tersebut kini menyebar di media sosial. Unggahan video dua satwa berukuran bongsor itu mengundang banyak komentar di media sosial Facebook.

Seorang warga bernama Hermanto Pratap melalui akun Facebook pribadinya mengunggah dua video gajah tersebut, dan mengatakan kejadian itu tidak jauh dari Markas Polsek Mandau.

"Pagi-pagi Polsek Mandau didatangi tamu (gajah). Sepertinya mau melapor suaminya yang nggak pulang-pulang, tinggal ibu dan anaknya. Mari kita lestarikan gajah," tulis Hermanto.

Terkait hal itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, membenarkan kejadian dua ekor gajah yang berkeliaran di tepi jalan di daerah Mandau tersebut. 

Ia mengatakan gajah liar itu diidentifikasi adalah induk gajah yang diberi nama Seruni.

Lokasi kejadian masih berada di kawasan konservasi (green belt) PT Chevron Pacific Indonesia, yang menjadi wilayah jelajah gajah sumatera liar di Hutan Talang. 

Gajah Seruni dan anaknya, sebelumnya bertiga namun induk jantannya yang diberi nama Dita sudah mati beberapa waktu lalu.

"Seruni ini satu keluarga dengan gajah Dita yang belum lama ini ditemukan mati akibat luka bekas jeratan di kakinya," kata Haryono.

Ia mengatakan kejadian itu sangat wajar karena terjadi di daerah jelajah gajah, yang juga menjadi habitatnya. Dua ekor gajah tersebut juga terlihat tidak mengganggu masyarakat.

"Kawasan itu kini menjadi tempat Seruni untuk mencari makan," katanya.

Induk gajah jantan yang diberi nama Dita mati, dan bangkainya baru ditemukan pada 7 Oktober 2019. Sebelumnya, Dita dan Seruni selalu berkeliaran bersama seekor anaknya.

Menurut dia, Seruni kini lebih sensitif setelah ditinggal mati oleh pejantannya. Hal tersebut adalah sifat alami gajah betina untuk melindungi anaknya ketika ada orang tak dikenal mendekati mereka. 

"Sejak Dita sudah tidak ada, Seruni  momong sendiri sehingga dia lebih waspada kalau ada orang yang mendekati anaknya," kata Haryono. (R14)

Sumber: TEMPO

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index