Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,02 Persen, Jokowi: Tetap harus Bersyukur, Jangan Kufur Nikmat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,02 Persen, Jokowi: Tetap harus Bersyukur, Jangan Kufur Nikmat
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020 di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat 4 Februari 2020. Rakornas BNPB tersebut mengusung tema "Penanggulangan Bencana

RIAUSKY.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta warga Indonesia bersyukur karena pertumbuhan ekonomi 2019 tak turun di bawah 5 persen. 

Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 turun jadi 5,02 persen, dari capaian 2018 yang mencapai 5,17 persen. 

"Kita harus bersyukur bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, 5,02 persen. Negara yang lain-lain bukan hanya turun, tapi anjlok. Kita ini kalau enggak bersyukur, namanya kufur nikmat," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2020.

Jokowi mengatakan, mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen saja sudah sangat sulit di tengah kondisi perekonomian global seperti saat ini. 

"Mari kita bandingkan dengan negara-negara lain, terutama kita di G-20. Kita ini nomor dua, growth kita," ujar Jokowi.

Atas hal tersebut, Jokowi berterima kasih atas komunikasi yang baik antara otoritas moneter yakni Bank Sentral dan pemerintah. 

"Saya kira kebijakan moneter oleh BI yang sangat prudent, kebijakan perbankan oleh OJK yang sangat prudent, itu sangat baik. Juga kebijakan fiskal kita yang sangat prudent," ujar dia. 

"Sehingga kita patut bersyukur bahwa beberapa rating agency juga memberikan kita kenaikan."

Misalnya, kata Jokowi, Japan Credit Rating juga memberikan tambahan level yang lebih tinggi kepada Indonesia. Artinya, menurut Jokowi, kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia lebih baik.

"Optimisme ini yang harus kita sampaikan, jangan sampai mengambil hal-hal yang pesimis. Saya enggak mau. Optimis dong, kepercayaan internasional kita semakin baik. Kita harus optimistis," ujar Jokowi.

Sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 dilaporkan turun menjadi 5,02 persen, dari capaian 2018 yang mencapai 5,17 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan sektor industri pengolahan yang melemah.

Sebab, kata dia, sektor industri pengolahan memiliki peran tertinggi dalam ekonomi Indonesia. 

“Jadi apa yang terjadi di industri, akan memiliki pengaruh besar,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. (R01)

Sumber: Tempo.co

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index