Jokowi Minta Jangan Ada PHK, Tanggapan Pengusaha Malah Bikin Kaget

Jokowi Minta Jangan Ada PHK, Tanggapan Pengusaha Malah Bikin Kaget
Presiden Joko Widodo

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Kalangan dunia usaha menanggapi permintaan Presiden Jokowi agar pengusaha tetap bertahan dan tak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Apakah pengusaha bisa memenuhi permintaan Jokowi?

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memberikan jawaban di luar dugaan. Ia bilang pengusaha saat ini memang umumnya tak sanggup melakukan PHK.

"Memang kita nggak bisa PHK juga, karena kalau PHK harus kasih pesangon, sekarang banyak pengusaha menerapkan karyawan dicutikan di luar tanggungan (dirumahkan), kebanyakan begitu mengikuti cashflow yang ada," kata Hariyadi dilansir dari  CNBC Indonesia, Rabu (22/4).

Alasan yang disampaikan Hariyadi memang cukup relevan, karena untuk melakukan PHK, perusahaan harus menyiapkan uang pesangon tak sedikit apalagi kepada pekerja yang masa kerjanya sudah lama.

Data di atas kertas, hingga 16 April 2020 jumlah pekerja sektor formal yang di-PHK dan dirumahkan mencapai 1.500.156 pekerja. Rinciannya yang terkena PHK sebanyak 229.789 orang dan yang dirumahkan sebanyak 1.270.367 orang atau 84%.

"Kalau ada perusahaan yang melakukan PHK, karena biasanya ada reorganisasi, tapi kebanyakan perusahaan nggak sanggup melakukan PHK, hanya sedikit yang mampu," katanya.

Ia mengatakan biasanya perusahaan yang melakukan PHK saat ini sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Dari informasi yang ia dapat, proses PHK memang tak membuat kegaduhan karena sudah disiapkan.

"Kalau yang masih sanggup PHK, persiapan sudah jauh, bukan semata-mata karena covid. Ini karena ada covid, sekalian saja," katanya.

Pada ratas Rabu (22/4), Presiden Jokowi meminta pengusaha tetap bertahan dan tak melakukan PHK. Pemerintah menegaskan sudah punya stimulus bagi sektor rill.

Maka dari itu, Jokowi meminta jajarannya untuk melakukan beberapa hal. Pemerintah tidak ingin, wabah Covid-19 justru membuat sektor riil makin terpukul dan berimbas pada sektor ketenagakerjaan.

"Tolong dipisah sektor yang paling parah, yang dampak sedang, dan bertahan justru bisa diambil peluang," katanya.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index