Ricuh Soal Salat Idul Fitri di Buol, Polisi Amankan 16 Warga

Ricuh Soal Salat Idul Fitri di Buol, Polisi Amankan 16 Warga
Capture pengeroyokan terhadap perangkat desa di Buol.

BUOL (RIAUSKY.COM)- Sebanyak 16 orang warga di Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), diamankan pihak kepolisian di Polres Buol. 

Mereka diduga melakukan kekerasan terhadap perangkat dan aparat desa.

Diketahui bahwa korban Kades Lripobogu Hamzah Husein (42) mengalami luka lebam pada bagian kiri kanan tulang rusuk, sementara seorang hansip bernama Nawir (40), mengalami luka di bagian telinga sebelah kiri.

"Sampai malam ini, kami masih melakukan pemeriksaan di Polres Buol. Ada 16 orang diamankan tadi pagi, yang diduga terlibat dalam pengeroyokan aparat Desa Lripobogu." kata Kapolres Buol, AKBP Wawan Sunarwirawan kepada detikcom saat dihubungi, Minggu (24/5/2020).

Menurut Wawan, dari kericuhan tersebut terdapat sejumlah korban, yakni kades, hansip, dan warga yang ikut dalam rombongan menegur jemaah yang melaksanakan salat Id di masjid.

"Ada 4 korban dalam insiden tersebut, yaitu Kades Lripobogu, satu petugas hansip, dan dua orang warga lainnya yang ikut bersama Tim Gugus COVID-19 dan aparat kepolisian saat menegur jemaah usai salat Id," tuturnya.

Dari 16 warga yang diperiksa oleh aparat kepolisian terkait kasus tersebut, ada beberapa yang sudah mengarah ke tersangka, dengan peran provokator serta pemukulan.

"Pemeriksaan sementara berlanjut, nanti akan disampaikan ketika sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Wawan.

"Nah Pemkab, camat turun sampai ke kepala desa sudah sosialisasi ke desa-desa, kecamatan semuanya, bahwa untuk pelaksanaan salat Id belum bisa di masjid. Kita harus laksanakan di rumah dengan keluarga. Tapi ada memang beberapa warga desa yang keras kepala, tapi tidak semuanya. (Jemaah) satu masjid itu, Masjid Al-Nikmat di Desa Lripubogu, Kecamatan Gadung," jelas Muhammad Hasby, kepada detikcom pada Minggu (24/5/2020).

Dia menjelaskan ada 30 orang jemaah yang salat Id di masjid tersebut. Karena prosesi salat Id sudah telanjur berlangsung, perangkat dan aparat desa menunggu hingga selesai, kemudian menegur pihak masjid yang tak mengindahkan imbauan salat Id di rumah.

Saat Kades menegur jemaah, diduga ada provokator yang membuat panas suasana. Akhirnya terjadilah kekerasan fisik oleh warga ke perangkat dan aparat desa.(R05)

 

Sumber Berita: detik.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index