Rupiah Ditutup Melemah 14 Poin

Sempat Tembus Rp14.352 per Dolar AS

Sempat Tembus Rp14.352 per Dolar AS
ilustrasi rupiah-dolar.
JAKARTA (RIAUSKY.COM)— Rupiah melemah terbatas di penutupan setelah sempat tergelincir hingga 86 poin Rp14.352 di perdagangan hari ini. Mata uang Garuda berakhir melemah 0,1% atau terdepresiasi 14 poin ke Rp14.280 per dolar AS.
 
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (7/9/2015) rupiah ditutup melemah 94 poin atau 0,66% ke Rp14.266 per dolar AS. Jelang rapat bank sentral AS Federal Reserve, menjadi sentimen yang menekan mata uang dunia, termasuk rupiah.
 
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Selasa (8/9/2015) rupiah menguat 2 poin atau 0,01% ke Rp14.264/ dolar AS. Pukul 09.06 WIB dilaporkan, Rupiah berbalik melemah 18 poin atau 0,13% ke Rp14.284
 
Pukul 10.45 pun situasi Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kembali melemah 51 setelah rilis data yang menunjukkan penurunan tajam cadangan devisa pada Agustus.
 
Data yang diterbitkan BI pada Selasa pagi (8/9/2015) menempatkan Jisdor di Rp14.285 per dolar AS, terdepresiasi 51 poin atau melemah 0,36% dari kurs kemarin. Jisdor telah melemah 7 hari berturut-turut.
 
Rupiah juga meneruskan depresiasi di pasar spot, melemah 26 poin atau 0,18% ke Rp14.292, meski pagi tadi sempat terapresiasi tipis 2 poin.
 
Bank Indonesia kemarin mengumumkan cadangan devisa RI merosot 2,21  miliar dolar AS sepanjang Agustus menjadi kurang dari 105,35 miliar dolar AS.
 
Pada Pukul 11.45, Rupiah  kembali melemah 79 poin atau 0,55% ke Rp14.345/dolar AS, dan bergerak di kisaran Rp14.264-Rp14.345.
 
"Kemarin data cadev penurunann cukup besar. (Artinya) intervensi BI cukup besar, tapi dampak ke nilai tukar tidak signifikan. Rupiah bahkan sempat (di kisaran) 14.350. Artinya akan  menguji posisi level psikologis 14.500. (Level 14.500) masih berpotensi terjadi, domestik belum ada penopang intuk penguatan signifikan (rupiah,)," kata Analis BNI Securities Thendra Crisnanda saat dihubungi Bisnis.com  hari ini, Selasa (8/9/2015).
 
Rupiah diperdagangkan melemah 0,19% atau terdepresiasi 27 poin ke Rp14.293 per dolar AS setelah perdagangan sesi I di bursa saham berakhir.
 
 “Tekanan nilai tukar tetap terjadi. (Untuk mengatasinya) penyerapan anggaran infrastruktur. Kuncinya pada pemerintah,” kata kata  Analis BNI Securities Thendra Crisnanda saat dihubungi hari ini, Selasa (8/9/2015).
 
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan penurunan tajam cadangan devisa menunjukkan BI sangat aktif menjaga stabilitas rupiah.
 
“Tergerusnya cadangan devisa biasanya juga dibarengi oleh penyusutan likuiditas di perekonomian, perlambatan kredit juga masih berlangsung hingga kini,” katanya.
 
Rangga mengatakan tanpa intervensi BI rupiah masih akan meneruskan pelemahan merespons penurunan harga komoditas saat tekanan ketidakpastian Fed Fund Rate masih membawa sentimen negatif di pasar global.(R01/bns)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index