Dirjen Migas Sebut Alih Kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina adalah Tugas Paling Berat

Dirjen Migas Sebut Alih Kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina adalah Tugas Paling Berat

RIAUSKY.COM - Usai dilantik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji menyebut tugas paling berat sebagai Dirjen Migas baginya saat ini yaitu memastikan alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia kepada PT Pertamina (Persero) berjalan lancar.

Seperti diketahui, alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) akan berlangsung pada Agustus 2021 mendatang. 

Berdasarkan data SKK Migas, hingga September 2020, lifting minyak dari Blok Rokan mencapai 176.298 barel per hari (bph), lebih tinggi 3,7% dari target yang ditentukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar 170.000 bph. 

Tutuka menyebut pihaknya akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Pertamina, kemudian menguraikan masalah yang ada. Dimulai dari pembahasan sisi makro terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke aspek-aspek yang lebih detail.

"Saya kira, terus terang saja Rokan ini paling berat dan saya harus masuk dahulu untuk kerja sama dengan Pertamina, kemudian kita menguraikan masalah utamanya, dari sisi makronya, baru ke detail. Jadi, terlalu dini untuk dijawab sekarang," ungkapnya kepada wartawan usai acara pelantikan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (06/11/2020).

Selain memastikan alih kelola Blok Rokan berjalan lancar, tugas lainnya yang bakal dia kejar adalah mencapai produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Dia menegaskan, ini adalah tugas yang harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan Menteri ESDM.

"Saya kira itu tugas yang harus saya laksanakan. Tadi Pak Menteri menyatakan itu, ya saya harus melaksanakannya," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mencapai produksi minyak sebesar 1 juta bph pada 2030, Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang cukup, namun hanya perlu upaya keras untuk mencapainya. Beberapa upaya yang bisa dilakukan yakni dengan menggencarkan aktivitas eksplorasi, eksploitasi, optimasi water flood, enhanced oil recovery (EOR) dan lainnya.

"Eksekusi secara konsisten, jadi saya kira itu yang paling utama dan saya coba berusaha mengajak semua stake holder (pemangku kepentingan) yang terkait bahwa tugas ini tugas berat, kita semua harus satu padu mencapai itu," ungkapnya.

Kemudian di sisi hilir, dia mengatakan bakal melaksanakan apa yang ditugaskan Menteri ESDM yakni menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG.

"Saya kira saya akan melaksanakan apa yang disampaikan Pak Menteri, beberapa hal intinya mengurangi impor lah," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam pidato saat acara pelantikan meminta agar Dirjen Migas bisa membantu dirinya untuk membantu mewujudkan program strategis jangka panjang yakni produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan dapat mempertahankan tingkat produksi minyak dari lapangan yang telah ada. Selain itu, lanjutnya, harus ada kegiatan eksplorasi migas bumi yang masif.

"Saya minta Dirjen Migas bantu saya mewujudkan program strategis jangka panjang 1 juta barel per hari dan mempertahankan produksi existing," ujar Arifin dalam pidato sambutan saat acara pelantikan yang juga ditayangkan secara virtual pada Jumat (06/11/2020).

Di sisi hilir migas, Arifin juga menitipkan agar Dirjen Migas yang baru bisa menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, serta mendorong jaringan gas pipa.

"Kemandirian energi dengan pembangunan kilang, penyesuaian gas untuk tingkatkan ekonomi dan daya saing," ujarnya. (R01)

Sumber: cncbindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index