Perjuangan Kakek 68 Tahun Bercucuran Keringat Jualan Mainan, Demi Hidupi Keluarga

Perjuangan Kakek 68 Tahun Bercucuran Keringat Jualan Mainan, Demi Hidupi Keluarga
Perjuangan Kakek 68 Tahun Bercucuran Keringat Jualan Mainan, Demi Hidupi Keluarga. Instagram/©2021 Merdeka.com

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Tetap berjuang meski sudah berada di usia senja terpaksa harus dilakukan oleh beberapa orang di Tanah Air. Salah satunya kakek ini. Hal tersebut lantaran ia menjadi satu-satunya tulang punggung di keluarganya.

Mau tidak mau, dirinya harus menafkahi anak dan cucunya meski di usianya yang sudah menginjak 68 tahun. Penghasilan tak seberapa yang didapatkannya pun tidak membuat kakek ini kehilangan semangatnya dalam mencari rezeki.

Ingin tahu perjuangan kakek ini lebih lanjut? Berikut ulasan kisah haru selengkapnya.

Jualan Mainan
Kakek Budi, adalah laki-laki tua yang sudah berusia senja namun harus tetap berjuang mencari rezeki. Berjualan mainan adalah pekerjaan yang sehari-hari dilakukannya untuk mencari biaya demi penuhi kebutuhan anak hingga cucunya.

Seperti dijelaskan dalam unggahan akun Instagram @rumahyatim sebenarnya anak pertamanya bukanlah tidak bekerja, namun penghasilannya sebagai tukang parkir memang tak seberapa. Setiap hari keringat kakek harus jatuh di jalanan saat berjualan mainan dengan cara mendorong gerobak demi bisa makan di keesokan hari.

Penghasilan Rp15 Ribu Per Hari
Setiap hari kakek Budi memang selalu menjajakan dagangan mainannya di pinggiran jalan. Penghasilannya pun begitu jauh dari kata cukup.

Setiap harinya kakek Budi akan mendapatkan penghasilan sebanyak Rp15 ribu saja. Itu pun apabila mainan yang dijualnya laku dan dibeli. Keuntungan yang diambil oleh kakek pun hanya Rp5.500 saja dan biasanya hanya bisa menjual 4 sampai 6 buah mainan dalam sehari.

Jalan Belasan Kilometer dan Ditemani Cucu
Hari demi hari, kakek Budi berangkat sekitar pukul 07.00 pagi dan selalu ditemani oleh sang cucunya yang masih berusia 4,5 tahun. Ia dan sang cucu rela berjalan mendorong gerobak hingga menempuh belasan kilometer.

Biasanya untuk bisa sampai di lokasi tempat kakek menjajakan dagangan mainannya, ia menghabiskan waktu sebanyak dua jam. Sehingga pada pukul 09.00 pagi ia sudah mulai berdagang.

Pernah Makanan 1 Piring Dimakan Bersama 4 Orang
Begitu miris, apabila dagangannya tidak laku ia sampai membagi makanan. Satu piring bahkan sebisa mungkin di makan bersama 4 orang anggota keluarganya.

“Kadang-kadang pernah makanan 1 piring di makan bareng sama empat orang. Karena jualan saya gak laku," ujar kakek Budi seperti dikutip dalam video unggahan akun Instagram @rumahyatim. (R03)
Sumber Berita : Merdeka.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index