PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Sektor peranian dan pangan di Kota Pekanbaru selalu diidentikkan dengan komoditas yang didatangkan dari luar daerah. Benarkah?
-----------------
Terik matahari terasa menyengat di atas kepala. Topi caping yang mereka gunakan tak mampu menutupi wajah yang memerah terbakar hangatnya cuaca.
Namun, senyum sumringah dan semangat yang tetap terjaga memperlihatkan kalau para wanita ini masih tetap bersemangat. Mereka bukanlah perempuan sembarang. Mereka adalah pejuang petanian di Kota Pekanbaru.
Dari tangan-tangan mereka, dihasilkan aneka sayur-sayuran segar yang mungkin saja pernah kita konsumsi. Dari keringat mereka, bisa jadi berasal pedasnya cabai sambel yang kita makan di usaha pecel lele maupun restoran.
Salah seorang perempuan tangguh itu adalah, Suharmi, atau sehari-hari akrab disapa Bu Emi.
Dia adalah Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Cemara, yang berlokasi tepat di jantung Kota Pekanbaru, berada di kawasan elite, Jalan Thamrin, Gobah, Kecamatan Sail Pekanbaru.
Setiap hari, Emi dan 12 anggota pengurus KWT Cemara secara bergantian mengelola usaha pertanian yang mereka garap di atas lahan seluas 1.200 meter per segi.
''Di sini, ada yang saya dan suami kelola sendiri, ada juga yang punya KWT. Tapi, intinya, kita disini punya semangat yang sama untuk bertani. Bertani ini bukan sebatas pekerjaan sehari-hari, namun kebahagiaan kami,''ungkap dia.
Kadisketapang Hj El Syabrina memanen sayur sawi hijau di KWT Cemara./ Sumber Foto: riausky.com
KWT Cemara, bukanlah kelompok tani wanita baru. Usia dari KWT ini sudah 10 tahun lebih. Ketua dan pengurusnya pun sudah silih berganti beberapa kali. Tapi, semangat dan spirit yang dimiliki para pengelola usaha pertanian yang dibina Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru ini tetap berkobar.
''Kalau kami tak berhasil, tentu kami malu, jadi harus berhasil, terus berkembang dan saling menyemangati,''ungkap dia.
KWT cemara, saat dikunjungi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru Ir.Hj El Syabrina MP sedang fokus pada pengembangan jenis-jenis sayuran. Tak hanya jenis sayuran khas dataran rendah, namun juga saat ini merambah jenis sayuran yang ditanam di dataran tinggi, alias di daerah dingin.
Ada jenis sayuran sawi, bunga kol, seledri yang saat ini sedang diuji coba penanamannya dan ternyata bisa tumbuh di Pekanbaru, yang identik dengan udara panas.
Selain itu, juga ada tanaman kemangi, kelikir, terong, jagung, mentimun, rosella dan aneka jenis tanaman lainnya.
Semua tanaman itu tampak sangat terawat, dengan daun-daunnya yang hijau dan subur. ''Disiram dua kali, pagi dan petang,'' tukas Emi.
Jajaran Disketapang Pekanbaru bersama anggota KWT Cemara.
Dia pun menjelaskan, perjalanan 10 tahun mengelola usaha pertanian bersama KWT ini awalnya juga tidak berjalan mudah.
Banyak yang tidak memandang. Tapi, seiring waktu, dengan hasil yang terlihat, sekarang, banyak warga yang datang ke lokasi pertanian KWT Cemara untuk berbelanja sayuran.
Terkadang, karena kita terlalu sibuk memenuhi kebutuhan untuk pelanggan tetap, mereka yang datang satu per satu tidak sempat terladeni dengan baik.
Emi menjelaskan, setidaknya, setiap harinya, dia harus memenuhi kebutuhan aneka sayur mayur untuk 10 lokasi, dan mayoritasnya adalah pecel lele.
''Dulu sempat sampai 20 pelanggan tetap. Tapi tenaga kita tak cukup, jadi kita sesuaikan dengan kemampuan,'' ungkap dia.
Tentang hasil, sebut dia, dari tujuan awalnya untuk membantu ekonomi keluarga untuk penyediaan sayuran dan pangan, tapi saat ini malah mampu menjadi sandaran ekonomi, termasuk menyekolahkan anak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Hj El Syabrina mengaku bangga dengan keberhasilan KWT Cemara yang saat ini sudah dikelola selama lebih 10 tahun.
Dijelaskan dia, keberhasilan KWT ini mengembangkan potensi pertanian sayur mayur dan pangan sekaligus membuktikan kalau Pekanbaru mampu menjadi daerha penghasil sayuran tanpa harus tergantung dari pasokan luar daerah.
Dia berharap, dengan semakin banyaknya KWT yang eksis dengan potensi pertanian yang mereka garap, tak hanya akan menjadi pemicu terciptanya ketahanan pangan di tengah masyarakat, namun juga menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan sayur mayur di Kota Pekanbaru secara mandiri.
Disketapang, lanjut El Syabrina, terus memberikan support, baik dalam bentuk dukungan penyediaan bibit, pemeliharaan dan pengembangan usaha, termasuk untuk dukungan mambuka akses pasar termasuk menjaga kualitas produk pertanian dan tanaman pangan yang sehat dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi.
Pada kunjungan tersebut, El Syabrina yang didampingi Sekretaris Dinas, Ahmed Reza Fahlevi dan sejumlah jajaran Kepala Bidang juga menyempatkan diri untuk melakukan panen terhadap sejumlah komoditas sayuran yang dihasilkan para petani wanita di KWT Cemara yang hasilnya ternyata sangat subur dan warnanya cerah juga segar.(*)
Listrik Indonesia