Di Pasar Terminal AKAP, Cabai Merah Bukit Dijual Rp118.000, Cabai Berastagi Rp80.000 Per Kilogram

Di Pasar Terminal AKAP, Cabai Merah Bukit Dijual Rp118.000, Cabai Berastagi Rp80.000 Per Kilogram
Disributor cabai di Pasar AKAP dinihari tadi.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Harga Cabai merah asal Bukittinggi salama beberapa hari ini sedang pedas-pedasnya.

Kamis (14/3/2024) menjelang Jumat (15/3/2024) dinihari tadi, Tim Satgas Pangan Pemerintah Kota Pekanbaru langsung melakukan penelusuran di tingkat pedagang pendistribusi yang ada di Pasar AKAP.

Fakta yang menjadi temuan, harga cabai merah Bukittinggi  di Kota Pekanbaru berkisar Rp118.000 per kilogram. Sementara untuk cabai merah asal Berastagi ditawarkan seharga Rp80.000 per kilogram.

Hal tersebut salah satunya diungkapkan Pak Yos, salah seorang pedagang pendistribusi cabai di Pasar AKAP yang selama ini berfungsi sebagai pasar induk untuk penjualan seluruh komoditas pangan yang hendak dipasarkan di Kota Pekanbaru maupun di wilayah Riau.

''Untuk cabai merah bukit di kita malam ini Rp118.000 per kilogram. Untuk cabai merah berastagi Rp80.000 per kilogram,'' jelas dia.

Dia mengungkapkan, harga cabai yang masuk malam itu relatif lebih murah dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang mencapai Rp125.000 per kilogram.

''Malam  ini harganya turun, Karena sebelumnya kita menjual Rp125.000 per kilogram,'' ungkap dia.

Pak Yos mengungkapkan, selaku pedagang, dia tidak mempermasalahkan tentang fluktuasi harga cabai ketika masuk. ''Kami ini kan tergantung saja pada komoditas yang masuk dan apa yang tersedia. Sehingga kami tidak mempersoalkan berapa harganya. Apa yang ada itu kita jual. Kalau Bapak butuh cabai merah bukit, kita caikan, harganya seperti itu. Kalau butuh cabai Aceh pun kita carikan,'' ungkap dia kepada Tim Satgas Pangan Pemko.

Berkaitan dengan tingginya harga komoditas cabai merah bukit di Pekanbaru, Pemko Pekanbaru sendiri memastikan akan mengambil langkah intervensi terhadap harga dengan memberikan subsidi pada tarif transportasi.

Asisten II Sekdako Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhud selepas monitoring di Terminal AKAP menjelaskan intervensi akan dilakukan dalam bentuk subsidi transportasi terhadap komoditas cabai di tingkat pengecer.

''Ya, ini yang sekarang sedang dibahas bersama, bagaimana teknis pemberian subsidi transportasi ini. Kalau kita berikan subsidi ke tingkat distributor seperti di terminal AKAP tentu tak efektif, karena mobil yang masuk ke sana tidak hanya mengangkut cabai, tapi juga komoditas pangan lainnya seperti kentang, wortel, tomat dan aneka sayuran lainnya. Karena itulah, peluang intervensi dilakukan di tingkat pengecer. Tapi teknis, termasuk besarannya masih kita bahas bersama dengan Satgas dan pihak terkait lainnya,'' kata dia.

Pemko Pekanbaru sendiri rencananya akan memanfaatkan Biaya Tak Terduga (BTT) sebagai salah satu sumber pembiayaan yang visa digunakan untuk mengintervensi harga komoditas cabai merah di Kota Pekanbaru.

Dari info yang riausky.com peroleh, Pemko Pekanbaru mengalokasikan tak kurang dari Rp20 miliar dana dalam bentuk BTT yang belum pernah dipergunakan sekali dalam upaya pengendalian harga pangan.

Pj. Wali Kota Pekanbaru Muflihun maupun Sekda Indra Pomi Nasution mengungkapkan pihaknya tidak mempermasalahkan penggunaan BTT sebagai salah satu solusi untuk menekan lonjakan harga cabai merah yang harganya kini menembus Rp120-130.000 per kilogram di pasar-pasar tradisional di Kota Pekanbaru.

Kadis Perindag Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, sehari sebelumnya mengungkapkan kalau harga cabai di beberapa pasar yang dilakukan pemantauan oleh Disperindag variatif, mulai dari Rp120.000 per kilogram hingga Rp150.000.

''Jadi harganya memang berbeda-beda. Di pasar ada yang jual Rp120.000 per kilogram, ada juganya Rp150.000. Dan kita mencatat berdasarkan data riil di pasar, dan tidak dirata-ratakan,'' kata dia.

Namun, dia menjelaskan, tidak di semua pasar harga cabai yang menembus angka Rp150.000. Yang kita temukan itu di Pasar Agussalim. Kalau di pasar lain ada yang Rp120.000, ada yang Rp130.000, ada yang Rp140.000 per kilogram.(R02)

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index