Pagar Roboh, Massa FSPTI Sei Garo Duduki Kantor Direksi PTPN V Rambutan

Pagar Roboh, Massa FSPTI Sei Garo Duduki Kantor Direksi PTPN V Rambutan

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Massa Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI) Tandun dan Sei Garo Tapung Kampar berunjukrasa di depan kantor PTPNV Jalan Rambutan, Pekanbaru, Senin (18/9/2017).

Aksi yang berlangsung sejak 10.30 WIB pagi tadi ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.

Namun, massa berhasil meruntuhkan pagar kantor direksi perusahaan perkebunan milik pemerintah tersebut dan mendudukinya. 

“Kami tidak takut dalam memperjuangkan hak kami. Kalau kami dianggap tidak ada apa-apanya, kami akan kumpulkan massa lebih besar dari ini, bahkan seluruh buruh dari Riau,” suara kordinator orasi dimobil komando.

Massa juga menuntut agar jajaran direksi PTPN V keluar untuk menemui mereka. Mereka juga meminta, transparansi dan penyesuaian upah bongkar muat dan angkutan Tandan Buah Segar (TBS) PTPN V dengan kelayakan biaya hidup yang mengacu pada Perda Kabupaten Kampar nomor 525/Dinsosnaker/501/2016.

Massa mendobrak dan meruntuhkan pagar kantor Direksi PTPN V di jalan Rambutan Pekanbaru.

Massa unjuk rasa yang menamakan diri Forum Serikat Pekerja Transportasi Indonesia(F-SPTI) se-Kabupaten Kampar menolak bubar, sebelum mendapatkan kepastian dari direksi PTPN V. 

Massa menuntut agar mendapatkan pekerjaan yang sama dengan karyawan yang lain.

Sebelumnya, pihak PTPN V telah menemui massa, dan berjanji akan memproses aspirasi massa dalam waktu tujuh hari. Namun massa menolak jika tidak ada perjanjian yang ditanda tangani di atas kertas bermaterai.

“Tolong bayar upah kami, kami tidak ada uang buat beli beras lagi. Padahal kami sudah bekerja sesuai tugas. Kita minta kejelasan dari PTPN,” ujar Hendrik disela-sela orasinya.

Hendrik menyebutkan bahwa massa pendemo tidak ingin aksi anarkis yang dilakukan ini, tapi karena PTPN tidak mengindahkan keinginan masyarakat, massa pun merobohkan pagar besi PTPN V.

“Kami hanya minta seperti apa penyelesaian pembayaran upah kita. Kita minta secara tertulis kalau bisa diatas materai, karena kalau omongan tidak bisa dipegang dan dipertanggung jawabkan,” ujarnya kembali.

Setelah merobohkan pagar, massa pun mulai masuk ke areal kantor. Massa mengancam jika tidak juga diberikan kejelasan, mereka akan langsung menemui direksi di ruangannya.(R05)

 

Sumber berita: Asatunews

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index