WAH KACAU...Bayi Meninggal dalam Kandungan karena Beda Diagnosis Bidan dan Dokter, Keluarga Marah

WAH KACAU...Bayi Meninggal dalam Kandungan karena Beda Diagnosis Bidan dan Dokter, Keluarga Marah
Keluarga Riski melakukan protes kepada Puskesmas Medan Denai, Rabu (28/3).

RIAUSKY.COM - Beginilah jadi kalau bidan dan dokter salah mendiagnosis sebuah kehamilan, akibat adanya kesalahan itu, sang bayi dijanin pun meninggal dunia.

Puskesmas Medan Denai yang berada di Jalan Jermal 15, Kelurahan Menteng VII, Kecamatan Medan Denai mendadak ramai pada Rabu (23/3) siang. Hal itu dikarenakan keluarga Rizki Turnip, 25 mengamuk di Puskesmas tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kedatangan keluarga pasien Puskesmas Medan Denai ini dikarenakan bayi yang berada di dalam rahim Tutri istri dari Rizki meninggal dunia. Atas peristiwa itu, keluarga pasien pun tak terima.

Rizki menceritakan, peristiwa itu berawal ketika sang istri memeriksakan kondisi kandungannya ke bidan yang biasa mereka datangi, Senin (28/3). Saat itu, sang istri mengeluh perutnya mulas. "Saat pemeriksaan, bidan menyatakan Tutri sedang hamil. Namun kondisi detak jantung bayi lemah," ujar Rizki, Rabu (28/3).

Kemudian, Rizki membawa sang istri ke Puskesmas Medan Denai, Senin (26/3). Namun, hasil diagnosis dokter di puskesmas menyatakan tidak ada tanda-tanda kehamilan di rahim Tutri. Malahan, dinyatakan ada benjolan yang diduga daging tumbuh di bagian perut.

Puskesmas kemudian mendiagnosis Tutri memiliki penyakit Leiomyoma of uterus unspecified atau tumor jinak. Selanjutnya, puskesmas lalu memberikan surat rujukan agar Tutri segera berobat lebih lanjut ke RS Madani, di Jalan Arief Rahman Hakim nomor 168, Kelurahan Sukaramai I, Medan Area, Kota Medan.

Kabar duka baru diterima keluarga dari RS Madani. Dokter yang memeriksa Tutri menyatakan, bayi berusia enam bulan yang ada dalam rahim sudah meninggal dunia. "Waktu di USG (Ultrasonografi) di RS Madani baru ketahuan. Kata orang rumah sakit, bayi kami sudah meninggal," kata Rizky seperti dimuat jawapos.com.

Pihak RS Madani kemudian mengeluarkan bayi malang itu dengan bantuan obat perangsang. Saat menyambangi Puskesmas Medan Denai, sempat terjadi cekcok antara keluarga dengan pihak Puskesmas. Keluarga tidak terima karena menilai Puskesmas salah melakukan diagnosis.

Sementara itu, pihak Puskesmas sempat marah saat dikonfirmasi sejumlah awak media. Salah seorang pegawai puskesmas yang dimintai keterangan malah emosi.

"Bapak tidak boleh seperti ini kalau belum diklarifikasi. Kepala Puskesmas masih ke dinas terkait pemeriksaan semalam," kata seorang pegawai Puskesmas yang menggunakan hijab liris hitam putih.

Dia juga melarang awak media masuk ke dalam Puskesmas. Sempat terjadi perdebatan. Namun, wanita itu tetap bersikeras melarang. Dia sempat melontarkan jawaban terkait kematian bayi dengan nada marah. Dia juga menuduh pihak keluarga tidak membawa pasien ke rumah sakit.

"Bayinya itu memang sudah meninggal semalam (kemarin). Semalam kan sudah diberi rujukan, kenapa dia nggak langsung ke rumah sakit? Lagian memang semalam sudah tidak ada gerakan bayi di perut ibunya," tandasnya.

Setelah sempat terlibat cekcok beberapa saat, akhirnya pihak kelurga pun kembali pulang. Dengan catatan, pihak puskesmas tidak akan melakukan hal serupa di kemudian hari. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index