Gila, Rupiah Tembus Level 14.000 Per Dollar AS

Gila, Rupiah Tembus Level 14.000 Per Dollar AS
Ilustrasi

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot Senin (24/8) kembali terpuruk. Rupiah bahkan menembus level 14.000.

Data Bloomberg pukul 08.15 WIB menunjukkan, mata uang garuda melemah ke posisi Rp 14.015 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan pekan lalu pada 13.941,3.

Pada perdagangan awal pekan ini, sentimen eksternal dan internal masih akan memengaruhi posisi tukar rupiah. Penurunan indeks dollar AS dan siaganya otoritas Bank Indonesia di pasar diharapkan dapat menahan posisi mata uang garuda dari pelemahan lebih lanjut.

"Rupiah sepertinya masih akan bertahan di bawah Rp 14.000 per dollar AS untuk beberapa saat, tetapi masih dalam tekanan," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia pada pagi ini.

Menutup pekan lalu, bursa AS turun jauh bersamaan dengan penurunan indeks dollar AS beserta imbal hasil obligasi AS. Kekhawatiran mengenai prospek ekonomi global mulai memberikan tekanan terhadap pasar saham AS, walaupun itu bisa berarti penundaan kenaikan suku bunga The Fed lebih lama lagi. Indeks manufaktur AS yang diumumkan turun juga menambah pesimisme terhadap perekonomian.

Sementara itu, rupiah turun tajam hingga penutupan perdagangan pada pekan lalu bersamaan dengan penguatan dollar AS di pasar Asia. Pasar SUN dan IHSG juga turun jauh pada hari yang sama. Harga komoditas yang masih juga turun diperkirakan masih akan mempertahankan tren pelemahan rupiah.

Hingga akhir pekan lalu, harga minyak kembali jatuh hampir 3 persen. Kebijakan stabilisasi oleh Bank Indonesia serta OJK diperkirakan bisa membantu mencegah penurunan aset rupiah yang terlalu dalam walaupun aksi jual oleh pihak asing yang kuat akan sulit terbendung.

Tekanan Rupiah Luar Biasa di Pasar Uang
Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menuturkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS ini didorong sentimen eksternal dan internal. Dampak pelemahan mata uang Yuan China yang diikuti dengan Dong oleh bank sentral Vietnam telah mempengaruhi pelemahan rupiah.

Di sisi lain, saat ini belum ada sentimen positif dari internal untuk mengangkat nilai tukar rupiah. Rully menuturkan, nilai tukar rupiah tembus di kisaran 14.000 ini agak mengkhawatirkan. Hal itu lantaran pelemahan nilai tukar rupiah dapat memukul aktivitas industri mengingat ketergantungan impor tinggi.

"Aktivitas industri terutama domestik masih mengandalkan impor. Sementara itu kita berharap ekspor membaik dengan rupiah melemah tetapi sayangnya permintaan global juga lesu," kata Rully.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah melemah ini dapat menganggu impor apalagi pemerintah akan mengimpor daging sapi ditakutkan akan menaikkan harga. "Dengan impor tinggi daya beli masyarakat akan tergerus," ujar Rully. (RO2)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index