Bukan Beri Untung, Tiga BUMN Ini Utang Puluhan Triliun dari Bank Asing Tahun Ini

Bukan Beri Untung, Tiga BUMN Ini Utang Puluhan Triliun dari Bank Asing Tahun Ini
Penandatanganan Sales & Purchase Agreement antara PT Inalum, PT Freeport-McMoRan Inc dan PT Rio Tinto Indonesia.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Baru-baru ini, PT PLN (Persero) menjadi perbincangan hangat karena mendapat fasilitas pinjaman bersejarah senilai triliunan rupiah dari sindikasi 20 bank asing. 

Tapi, selain PLN sebenarnya ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain yang mendapat kucuran pinjaman dari bank asing dengan nilai fantastis di tahun ini.


Pinjaman PLN Rp 24 T dari 20 Bank Asing 

PT PLN (Persero) mendapat fasilitas pinjaman sindikasi US$1,62 miliar atau Rp 24,3 triliun (kurs Rp 15.000/US$) dari 20 bank internasional untuk digunakan dalam proyek 35.000 MW.

Fasilitas pinjaman ini terdiri dari fasilitas pinjaman berjangka (Term Loan Facility) senilai US 1,32 miliar dengan tenor lima tahun dan Revolving Credit Facility senilai US$300 juta dengan tenor tiga tahun.

Proses sindikasi untuk transaksi ini diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2018, ditandai dengan presentasi (roadshow) ke beberapa bank di Singapura dan Tokyo. 

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menyatakan bahwa ini adalah fasilitas offshore sindikasi dolar AS pertama kali bagi PLN. 

"Ini adalah fasilitas offshore sindikasi USD pertama kalinya untuk PLN dan merupakan tonggak sejarah baru bagi perusahaan sebagai bukti bahwa perusahaan memiliki diversifikasi sumber-sumber pendanaan yang beragam," ujarnya dikutip dari siaran pers, Minggu (4/11/2018).

Inalum Pinjam Rp 57 T dari 8 Bank Asing Demi Freeport 

Untuk melakukan pembayaran divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum (Persero) melakukan pinjaman dari sejumlah perbankan asing.

Adapun total pinjamannya adalah US$3,8 miliar atau senilai Rp 57 triliun, dengan bunga berkisar 6% per tahun. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pendanaan untuk membayar akusisi Freeport dibantu oleh delapan sindikasi bank asing. 

"Kami harapkan bulan November dana-dana itu sudah tersedia," kata Budi. 

Ia juga berharap dokumen-dokumen administrasi yang dibutuhkan bisa selesai per November mendatang, sehingga transaksi bisa selesai seluruhnya sebelum akhir tahun.


Pinjaman Rp 9 Triliun ke Pertamina

Di awal tahun, sebenarnya terdapat kucuran pinjaman sebesar US$600 juta atau senilai Rp 9 triliun yang diberikan sindikasi delapan bank asing dan Bank Mandiri ke Pertamina group. 

Bank Mandiri menyalurkan pinjaman senilai US$100 juta kepada Pertamina Group untuk mendukung program pengembangan sektor minyak dan gas.

Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan pinjaman ini dikucurkan dengan skema cross border transaction, di mana Bank Mandiri ikut serta dalam sindikasi dengan delapan bank asing lainnya untuk memberikan pinjaman dengan total hingga US$600 juta. 

Bank Mandiri, kata dia, menduduki peringkat kedua porsi nominal kredit terbesar. 

"Keikutsertaan Bank Mandiri dalam skema pinjaman ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan Pertamina kepada kami, serta wujud komitmen kami dalam mendukung pengembangan bisnis global Pertamina," kata Royke Tumilaar saat acara seremonial penyaluran pinjaman sindikasi di Hong Kong, Kamis (8/2/2018).(R02)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index