DIHADANG, Polisi dan Warga Nyaris Bentrok di Terantang Manuk Pelalawan

DIHADANG, Polisi dan Warga Nyaris Bentrok di Terantang Manuk Pelalawan
Warga bertahan di dekat truk milik mereka saat aparat hendak menghadang.

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM)- Kondisi di Desa Terantang Manuk, Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan memanas sore menjelang petang, Senin (7/1/2019) tadi.

Situasi memanas tersebut bermula dari kedatangan sejumlah personel kepolisian dengan membawa senjata yang mencoba menghadang rencana masyarakat untuk membawa hasil panen buah sawit milik mereka yang dikerjasamakan dalam pengelolaannya bersama PT Safari Riau, grup dari perusahaan investasi Malaysia dalam bentuk kebun Koperasi Primer Anggota (KKPA).

Warga yang sudah hendak membawa hasil panenan sempat marah ketika sejumlah aparat bersenjata hendak menghalangi mereka mengangkut buah hasil panen dari kebun yng dikerja samakan.

''Kami mengambil buah dari kebun kami, kalau mau tembak, tembak kami, jangan menakutnakuti kami dengan senjata,'' ungkap warga yang tersulut marah dengan kehadiran sejumlah aparat kepolisian berpakaian bebas.

Bahkan, dalam video yang diterima, warga sempat marah ketika ada seorang anggota kepolisian yang mengatakan kalau aksi warga seperti merampok. 

''Siapa yang kami rampok, siapa yang merampok,'' tantang warga yang marah sembari sejumlah warga lainnya mencoba melerai situasi yang memanas.

Salah seorang petugas kepolisian berkemeja putih dan memegang senapan laras panjang di tangan mengungkapkan kalau antara warga dan PT Safari Riau sedang bersengketa. Karena itulah, pihaknya meminta tidak dilakukan pemanenan. 

Hingga menjelang sore tadi, suasana panas itu akhirnya tidak berlanjut. Warga tetap membawa hasil panen buah sawit yang dilakukan sebagai pertanda perlawanan atas ketidakadilan yang dihadapi masyarakat.

''Kami ini bukan mau kaya Pak, kami mengambil buah dari kebun dan dari atas tanah kami, selama ini sudah berpuluh tahun kami mempercayakan pada perusahaan, tapi hanya menyisakan hutang,'' ungkap salah seorang warga.

Persoalan antara perusahaan milik modal asing dari Malaysia ini memang sedang memuncak beberapa waktu belakangan, sehubungan dengan penerapan kerja sama KKPA yang kemudian dianggap merugikan  oleh warga yang tergabung dalam Koperasi dan Kelompok tani. 

Dua Koperasi saat ini sedang berperkara di meja hijau dengan PT Safari Riau, anak perusahaan PT ADEI karena merasa dirugikan dengan pola kerja sama KKPA tersebut.

Satu Koperasi berada di Desa Telayap, Pelalawan, serta koperasi lainnya yakni, Koperasi Terantang Jaya Mandiri di Terantang Manuk.

Koperasi Terantang Jaya Mandiri sendiri kemudian dimejahijaukan oleh PT Safari Riau karena dianggap melakukan panen diluar kesepakatan dengan perusahaan asing tersebut. 

Sementara menurut pengurus koperasi, mereka mempertanyakan besaran angsuran KKPA sesuai dengan perjanjian  yang sudah berlangsung semenjak tahun 2011 yang sampai hari ini hanya berkurang di bawah Rp700 juta saja.

''Lahan kami yang dikerjasamakan luasnya ratusan hektare, tapi setelah berpuluh tahun bekerja sama, kredit KKPA itu tidak memberikan untung pada masyarakat, karena itulah, kami menuntut hak kami,''ungkap salah seorang warga.

''Coba pikirkan kami, rakyat kecil ini. Jangan kami yang ditakut-takuti. Kami akan tetap mempertahankan apa yang menjadi milik kami. Kami hidup di tanah kami, dan itu akan kami pertahankan,'' ungkap warga lainnya.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index