Mengejutkan, Begini Kesaksian Pengungsi Kiamat Sudah Dekat di Ponorogo

Mengejutkan, Begini Kesaksian Pengungsi Kiamat Sudah Dekat di Ponorogo
Suasana di Ponpes Miftahul Falahi Mubtadiin (MFM) di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. (Radar Malang)

RIAUSKY.COM - Para pengungsi kiamat Ponorogo di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahi Mubtadin’ (MFM) di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, akhirnya angkat bicara.

Salah satu pengungsi asal Ponorogo, Gianti, mengaku membawa ibu dan seorang anaknya untuk mengikuti program triwulan jelang Ramadhan di Ponpes MFM. Dia dan keluarganya datang atas keinginan sendiri.

Gianti mengaku mendapatkan informasi dari seorang ustadz di Ponorogo yang menyampaikan bahwa ada pengajian di Ponpes MFM yang mengulas persiapan menjelang hari kiamat.

“Saya mengetahui ini dari salah satu pemilik pengajian yang ada di Ponorogo itu Pak Katimun. Ia yang membawa informasi tentang pengajian di sini. Saya tertarik, dan ingin belajar agama,” ujar Gianti yang ditemui di Ponpes MFM, Kamis (14/3).

Bahkan, untuk kehidupan selama belajar di ponpes tersebut, ia menjual sepeda motornya seharga Rp 5 juta. Hasil penjualan itu untuk beli kebutuhan pokok selama berada di ponpes.

“Karena bawa makanan sendiri buat hidup di sini jadi saya jual untuk beli beras dan yang lainnya,” imbuhnya, sebagaiaman dilansir Radar Malang.

Terkait dengan isu huru-hara yang mengkaitkan dengan pengajaran doktrin kiamat oleh pimpinan ponpes MFM ia mengaku sudah mengetahui sejak lama.

Namun, ibu satu anak ini tidak bergeming. Padahal ada kabar jika pihak pemerintah Ponorogo akan menjemput mereka.
 
“Saya niatnya untuk mondok, datang bareng dengan rombongan Ponorogo. Kemarin sempat ada kabar akan dijemput, tapi saya tidak mempedulikan. Saya yakin mau belajar di sini hingga Ramadhan usai,” ungkapnya.

Senada, Heri Siswandi salah satu santri yang sudah selama 7 tahun belajar mengaji di ponpes tersebut mengatakan jika ia dan keluarganya menyewa sebuah rumah untuk hidup selama belajar dan membawa modal sendiri.

“Ya masak kami ke sini nggak bawa modal, mau belajar di sini masak mau minta kiai ya gimana. Kalau masalah kiamat ya sejak zaman Rasulullah itu sudah dikatakan tidak ada yang tahu, ini hanya antisipasi apabila ada meteor itu,” pungkasnya. (R03/Pojoksatu)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index