Tiga Bank BUMN 'Digadaikan' ke China, Adakah Terkait Pinjaman Ini?

Tiga Bank BUMN 'Digadaikan' ke China, Adakah Terkait Pinjaman Ini?
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB). 

Namun di media sosial ramai dengan adanya pinjaman itu, bank BUMN digadaikan ke China.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan tiga dirut bank BUMN.

"Bagaimana tanggapan pak dirut soal tuduhan bank BUMN sudah digadaikan ke China, menurut saya kalau pernyataan keluar dari para dirut ini bisa lebih kuat dan menentramkan informasi yang beredar," tanya Eva di komisi XI, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Menanggapi pertanyaan tersebut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan beberapa waktu lalu pihaknya sudah dipanggil oleh Komisi VI DPR RI terkait pinjaman dari CDB.

"Kita sudah dipanggil, soal pinjaman US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun, skemanya business to business," kata Tiko.

Dia mengungkapkan, pinjaman luar negeri bukan hanya dari China tapi juga dari JP Morgan, Deutsche Bank. Ini untuk pembiayaan proyek yang menggunakan valuta asing (valas).

"US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun itu biasa pinjamannya. Aset kami Rp 1.200 triliun itu jauh sekali apalagi dengan skema b to b untuk proyek dalam bentuk valas. Ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan," kata dia.

Tiko menjelaskan memang sebelumnya di media sosial ramai jika pinjaman dari CDB ini untuk pembiayaan kereta cepat. 

"Ramai di media sosial pinjaman CDB ini untuk kereta cepat, padahal pembiayaan kereta cepat itu langsung dari CDB secara b to b, tidak ada lewat Himbara," kata dia.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto menjelaskan pinjaman yang didapatkan BRI sama dengan Bank Mandiri, yaitu US$ 1 miliar. 

"Kami terima US$ 1 miliar dan ini memang liabilities sama dengan kita punya pinjaman ke orang yang nabungnya di kita (BRI). Ini lazim, selain CDB ada bank asing lain juga yang meminjamkan kita, biasa di industri perbankan agar berkembang karena bunga bank asing lebih murah, harus dimanfaatkan," imbuh dia.

Suprajarto menjelaskan bunga pinjaman dari bank asing sebesar bunga London Interbank Offered Rate (Libor) plus 2,85%. 

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Achmad Baiquni menjelaskan total pinjaman CDB ke BNI sebesar US$ 800 juta. 

"Sama seperti yang disampaikan pak Tiko dan pak Supra, kami ambil pinjaman kalau ada kebutuhan. Dari total kredit kita Rp 521 triliun dan untuk valas itu 18% dari total kredit. Kebijakan kami menyalurkan kredit valas ya ke nasabah yang menghasilkan devisa," jelas dia. 

Mengutip pemberitaan detikFinance 17 September 2015, Menteri BUMN Rini Soemarno membawa Direktur Utama dari 3 bank BUMN ke Beijing, China. Untuk menandatangani perjanjian utang dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD).

Bank China ini memberikan utang senilai US$ 3 miliar PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Setiap perbankan memperoleh alokasi kredit US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun dari CDB. Suntikan pinjaman dari CDB akan dipakai untuk financing dan refinancing berbagai program pembangunan dan perdagangan.

Pinjaman ini akan dipergunakan oleh Bank BUMN untuk pembiayaan infrastruktur dan proyek lain yang meningkatkan ekspor.

Komposisi pinjaman adalah 30% dari dana tersebut akan dalam mata uang yuan atau Renminbi (RMB). Sementara sisanya dalam bentuk dolar AS.(R04)

 

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index