Siap-siap Ekonomi Indonesia 'Babak Belur', Presiden Jokowi: Saya Harus Bicara Apa Adanya

Siap-siap Ekonomi Indonesia 'Babak Belur', Presiden Jokowi: Saya Harus Bicara Apa Adanya
Presiden Joko Widodo

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Semua negara yang terjangkit pandemi berdampak pada pertumbuhan ekonomi, hal ini juga dirasakan Indonesia. 

Presiden Joko Widodo pekan ini menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan terkoreksi cukup tajam dampak pandemi virus corona (Covid-19).

"Saya harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin sidang kabinet paripurna beberapa waktu lalu.

Dari berbagai lembaga internasional pun seperti IMF ataupun Bank Dunia, sudah memproyeksikan ekonomi global akan terjadi resesi. Hitungan terakhir diterima olehnya adalah tumbuh negatif. Ekonomi global tumbuh negatif 2,8%, artinya tertarik 6%.

"Kita harus siapkan diri dengan berbagai skenario, tidak boleh pesimis dan tetap ikhtiar berusaha. Bekerja keras dalam upaya pemulihan kesehatan," kata Jokowi dilansir dari cnbcindonesia.com.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan secara rinci skenario terberat yang akan dihadapi ekonomi Indonesia, akibat dampak dari wabah pandemi virus corona (Covid-19).

"Saat ini kami estimasi dalam kondisi berat dan sangat berat. Baseline kita (pertumbuhan ekonomi) 5,3% akan mengalami tekanan pada level turun sampai level 2,3%. Bahkan dalam situasi yang sangat berat, mungkin menurun sampai negatif," katanya.

Situasi ini bisa membuat angka kemiskinan di Indonesia meningkat 1,1 juta orang. Bahkan dalam skenario terberat, bukan tidak mungkin jumlah orang miskin bertambah hingga 3,78 juta orang.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun, kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dalam skenario berat, ada kemungkinan naik 2,9 juta orang pengangguran baru. Skenario berat bisa sampai 5,2 juta," katanya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan secara rinci skenario terberat yang akan dihadapi ekonomi Indonesia, akibat dampak dari wabah pandemi virus corona (Covid-19).

"Saat ini kami estimasi dalam kondisi berat dan sangat berat. Baseline kita (pertumbuhan ekonomi) 5,3% akan mengalami tekanan pada level turun sampai level 2,3%. Bahkan dalam situasi yang sangat berat, mungkin menurun sampai negatif," katanya.

Situasi ini bisa membuat angka kemiskinan di Indonesia meningkat 1,1 juta orang. Bahkan dalam skenario terberat, bukan tidak mungkin jumlah orang miskin bertambah hingga 3,78 juta orang.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun, kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dalam skenario berat, ada kemungkinan naik 2,9 juta orang pengangguran baru. Skenario berat bisa sampai 5,2 juta," katanya.

Sebelumnya, IMF merillis laporan terbarunya pada Selasa (14/4/2020). Dalam laporan itu, IMF meramalkan akan ada kontraksi atau pertumbuhan yang negatif tahun ini -3%, turun 6,3 poin persentase dibanding proyeksi Januari lalu yang 3,3%.

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index