Bukan Rasis, Faisal Basri Kaget Indonesia Masih Impor Sayur dan Buah dari China, Porsinya Lumayan Gede

Bukan Rasis, Faisal Basri Kaget Indonesia Masih Impor Sayur dan Buah dari China, Porsinya Lumayan Gede
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri

RIAUSKY.COM - Betapa terkejutnya ekonom senior Faisal Basri saat tahu ternyata Impor Sayur mayur Indonesia pada 2019 nilainya mencapai US$770 juta. Dari angka tersebut, sekitar 67,5 persennya merupakan hasil Impor dari Cina.

"Impor Sayur mayur saya kaget, saya tidak menyangka sudah menghabiskan US$770 juta setahun dan 67,5 persen datang dari Cina," ucapnya dalam webinar, Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Menurutnya, ketergantungan Indonesia terhadap Impor pangan dari Cina semakin meningkat.

Selain Sayur, dia juga menyoroti produk Buah-Buahan yang ternyata juga banyak hasil Impor. Totalnya sekira 60,2 persen dari Cina.

"Kalau kita lihat, fenomenanya Impor buah dari Cina besar, Impor Sayur juga besar. Ternyata ketergantungan kita dengan Cina besar," ujar Faisal.

Selain itu, ia juga menyoroti peningkatan perlengkapan telekomunikasi yang 53,1 persen Impor, kemudian semen 50,4 persen, pipa besi dari baja 40,4 persen, alumunium 34,1 persen, tembaga 32,4 persen, pupuk 31,2 persen, dan mesin keperluan industri tertentu 28,2 persen.

Ia menduga besarnya Impor tersebut disebabkan karena proyek-proyek dari investor Cina banyak menggunakan bahan baku hingga pekerja dari sana.

Kemudian, ia juga melihat bahwa sejak 2010 tren Impor dari Cina terus menanjak dan pangsanya bisa mencapai 25 persen.

Ketergantungan Impor dari Cina, kata Faisal, harus segera dikurangi. Sebab, akan sangat berbahaya bagi Indonesia jika ekonomi negeri tirai bambu tersebut tiba-tiba kolaps.

"Kita harus benar-benar tinjau soal Impor Cina, ini bukan rasis tapi kita tidak boleh tergantung dengan Cina," pungkasnya. (R01)

Sumber: Akurat.co

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index